Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warung Emak, Tempat Polisi Boleh Utang Makan di Jakarta Utara

Kompas.com - 20/04/2018, 18:10 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Namanya Mutia tetapi perempuan 55 tahun ini lebih akrab disapa Emak. Ia merupakan pemilik warung nasi Warung Ema Berkah di Rawabadak, Jakarta Utara.

Setiap hari, ibu tujuh anak itu menghabiskan waktu di warung yang terletak tak jauh dari Mapolres Metro Jakarta Utara di Rawabadak.

"Bukanya sih enggak tentu, kadang jam 6 pagi sampai jam 6 sore, kadang jam 7 sampai 7, sekuatnya ibu aja," kata Emak, Jumat (20/4/2018).

Ia menuturkan, dirinya sudah berjualan di tempat itu sejak 2003, tak lama setelah suaminya meninggal dunia. Dulu, warung tersebut dikelola sang suami sementara Emak membuka warung kelontong di rumahnya.

"Tahun 79 awalnya Bapak yang jualan di sini, keliling dagang soto sama lontong doang. Terus Bapak enggak ada, saya diminta anak-anak anggota (polisi) untuk bikin warteg-an," katanya.

Langganan Polisi

Emak berkisah, para anggota kepolisian menjadi langganannya sejak dulu. Kapolres setempat, kata dia, bahkan menjamin Emak dapat tenang berdagang di sana.

"Kata Kapolres, 'biarin aja, orang anak buah saya ngga ada kantin'. Ya sudah, akhirnya saya dipertahankan," kata Emak.

Lima belas tahun melayani para anggota polisi, sosok Emak mendapat tempat tersendiri di hati pelanggannya. Emak menuturkan, banyak mantan anggota Polres Jakarta Utara yang kembali mengunjungi warung tersebut saat mereka telah menjadi perwira tinggi.

Tak jarang, mereka mengadakan reuni kecil di warung Emak.

"Banyak yang ke sini, ada yang sudah gendut, mereka masih ingat. Kadang-kadang ke sini juga bawain oleh-oleh," ujar Emak.

Ia juga masih ingat ketika para polisi tersebut tidak punya uang dan terpaksa mengutang di warungnya.

"Kadang-kadang, 'Mak, bentar dulu ya saya lagi ada musibah,' ya sudah saya ikhlasin," kata Emak.

Namun, segala utang itu terbayar ketika para polisi itu telah menjadi sosok yang disegani. Banyak dari mereka yang tak bisa melupakan jasa-jasa Emak.

"Siapa dulu yang ngasih makan saya kalau lagi engga ada duit, cuma Emak doang yang ngasih hidup saya" kata Emak menirukan ucapan seorang pelanggannya.

Menyekolahkan Anak

Setelah ditinggal mati suaminya, Emak jadi tulang punggung keluarga. Sedikit demi sedikit, Ema mengumpulkan uang hasil penjualan dan berhasil menyekolahkan semua anaknya hingga tamat SMA.

"Lulus sekolah SMEA semua, tapi disuruh kuliah engga mau, biar dikasih gratis juga engga mau. Tapi alhamdulillah lulus SMEA semua," kata dia.

Emak bersyukur anak-anaknya kini hidup mandiri dan mempunyai rumah masing-masing.

Emak sendiri mempunyai sejumlah rumah dari hasil berdagang belasan tahun. Rumah-rumah tersebut tersebar di Jakarta dan di Madura, tanah kelahiran Emak.

"Hasil dagang, ngumpulin dikit-dikit. Intinya ikut arisan, terus ngumpulin tabungan tiap libur kan puasa libur," katanya.

Tak cuma rumah, Emak juga mempunyai dua petak sawah di kampung halamannya.

(Cacatan Redaksi: Sapaan untuk pemilik warung dalam berita ini telah mengalami perubahan. Sebelumnya ditulis, sapaan untuknya adalah Ema. Redaksi memohon maaf atas kekeliruan yang terjadi.)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com