Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Corat-coret Underpass Matraman Sangat Tidak Bisa Ditoleransi

Kompas.com - 02/05/2018, 13:38 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga menyatakan aksi vandalisme di underpass Matraman tidak bisa ditoleransi.

Ia menyampaikannya seusai menerima laporan underpass yang baru diresmikan itu sudah dicoret-coret di beberapa titik.

"Saya baru dapat laporan. Sangat tidak bisa ditolerir, anggota masyarakat atau elemen masyarakat yang tidak menjaga infrastruktur milik bersama," kata Sandiaga di Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018).

Baca juga : Belum Lama Diuji Coba, Underpass Matraman Sudah Dicorat-coret... 

Sandiaga mengaku sudah memerintahkan Dinas Bina Marga segera menghapus coretan itu. Ia juga mengatakan keamanan di sana akan ditambah.

"Saya perintahkan langsung untuk direhabilitasi dan kita pastikan juga nanti sosialisasikan juga keamanan di underpass Matraman dijaga dan di seluruh DKI," ujar dia.

Coretan di underpass Matraman. Foto diambil, Rabu (2/5/2018).Stanly Ravel Coretan di underpass Matraman. Foto diambil, Rabu (2/5/2018).

Belum genap satu bulan, underpass atau lintas bawah Matraman, Jakarta Timur, diresmikan untuk diuji coba, sudah ada goresan tangan jahil di sana. Corat-coret tersebut terpampang jelas ketika melintas dari arah Jalan Tambak menuju kawasan Pramuka, Jakarta Timur.

Baca juga : Bina Marga: Aksi Vandalisme di Underpass Matraman Masuk Ranah Hukum

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (2/5/2018), ada coretan "Odod x Orca" dan "Orca" dari cat piloks yang melekat di dinding underpass.

Seperti diketahui, underpass Matraman merupakan jalur lintas bawah bercabang pertama di Jakarta yang dibuat untuk mengurai kemacetan saat sore hari. Jalur ini menghubungkan tiga kawasan, yakni Jalan Tambak, Jakarta Pusat; Jalan Pramuka, Jakarta Timur; dan Jalan Matraman menuju Jatinegara, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com