Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Majelis Syuro PKS Nilai Pernyataan Sohibul soal Fahri Bukan Pencemaran Nama Baik

Kompas.com - 02/05/2018, 21:52 WIB
Sherly Puspita,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Aljufri menilai, kata 'pembohong dan pembangkang' yang dilontarkan Presiden PKS Sohibul Iman kepada Fahri Hamzah, bukan merupakan pencemaran nama baik atau fitnah.

Hal tersebut disampaikan Salim, setelah menjalani pemeriksaan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya terkait kasus tersebut, Rabu (2/5/2018).

"Ada 15 pertanyaan (yang diajukan penyidik). Bahwa yang disampaikan oleh Presiden PKS itu tidak ada, jadi enggak ada fitnah, enggak ada masalah pencemaran nama baik," ujar Salim, di Mapolda Metro Jaya, Rabu.

Baca juga : Fahri Sebut Sohibul Berupaya Kaitkan Majelis Syuro PKS dalam Kasus yang Dilaporkannya

Salim mengatakan, Sohibul menyebut Fahri sebagai pembohong dan pembangkang di sebuah acara di televisi swasta, berdasarkan peristiwa yang dialami Salim.

"Tadi minta klarifikasi, ya saya jelaskan saja. Jadi, peristiwa itu berkaitan dengan saudara Fahri Hamzah saya minta untuk mundur dari Wakil Ketua DPR RI. Pasnya tanggal 23 Oktober (2017). Dia sepakat, tapi dengan catatan dia minta waktu satu bulan setengah untuk menghibah sebagai Wakil DPR RI," ungkap Salim.

Menurut Salim, Fahri berjanji akan mundur pada tanggal 15 Desember 2017. Namun, ternyata Fahri ingkar janji.

Baca juga : Polisi Kembali Periksa Fahri Hamzah soal Dugaan Pencemaran Nama Baik oleh Sohibul Iman

"Di pertengahan Desember dia katakan enggak siap, enggak mau mundur. Bahasanya ini kira-kira apa? Dan itulah yang diungkapkan Presiden PKS (berbohong dan membangkang), itu saya katakan benar," ujar Salim.

Sebelumnya, Fahri Hamzah juga memenuhi panggilan penyidik untuk yang ketiga kalinya Rabu ini. Sebelum menjalani pemeriksaan, Fahri mengaku sudah mengetahui ada pihak yang ingin mencatut nama Salim dalam perkara ini.

Baca juga : Dipanggil Polisi 3 Kali, Fahri Merasa Sohibul Ingin Menunda Kasus

Menurut Fahri, hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena yang ia laporkan adalah perkataan Sohibul secara pribadi, yang menyebutnya pembohong dan pembangkang di televisi swasta.

"Saya sudah copy videonya, saya serahkan ke penyidik dan itu satu alat bukti yang valid. Berikutnya ahli pidana sepakat sebagai saksi untuk itu. Tapi, rupanya Sohibul memaksa bahwa peristiwa tuduhan beliau kepada saya bohong dan membangkang itu benar adanya dengan cara menarik Ketua Majelis Syuro," kata Fahri.

Ia menambahkan, hal ini merupakan upaya Sohibul untuk menunda dan membuat masalah semakin melebar. Fahri meminta penyidik bersikap obyektif dan tidak melibatkan Salim dalam kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com