Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2018, 06:36 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (10/5/2018) pagi kemarin menjadi akhir dari kekacauan di Markas Korps Mako Brimob. Pembebasan Bripka Iwan Sarjana pada malam sebelumnya menjadi harapan untuk bisa merebut kembali Mako Brimob.

Polisi kemudian memberikan ultimatum kepada narapidana terorisme yang menguasai rutan. Mereka diberi dua pilihan, menyerah sebelum subuh atau menanggung risiko menerima serbuan.

"Maka sebelum fajar mereka menyerah tanpa tanpa syarat. Tidak ada negosiasi, tidak ada syarat," ujar Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, di Mako Brimob pagi itu.

Menjelang subuh, sebanyak 145 narapidana terorisme menyerahkan diri tanpa syarat kepada polisi. Hanya tersisa 10 orang yang masih memilih terus melawan.

Baca juga : Ini Alasan Polri Tak Langsung Serbu Tahanan Terorisme di Mako Brimob

Sesuai ultimatum, polisi akhirnya melakukan serbuan terhadap 10 orang terakhir itu di tempat yang sudah terisolasi. Pada akhirnya, 10 orang itu pun menyerahkan diri juga kepada polisi.

Mako Brimob akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh polisi pada pukul 07.15 WIB.

"Dalam serbuan tersebut 10 sisa teroris tersebut menyerah sehingga lengkap 155 teroris menyerah," kata Wiranto.

Ledakan yang terdengar

Jalan yang ada di depan Mako Brimob steril selama proses itu berlangsung. Jalan ditutup dan tidak bisa dilintasi siapapun.

Wartawan yang meliput kejadian itu dari luar hanya bisa memasang perlengkapannya di Halte Mako, halte yang ada di ujung sterilisasi jalan.

Setelah malam yang panjang, pagi kemarin sekitar pukul 07.25 WIB, terdengar empat kali suara dentuman keras dari dalam Rutan Mako Brimob. Dentuman pertama terdengar keras, disusul dentuman kedua dan ketiga.

Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuasai kembali oleh Polri. Sebanyak 155 tahanan terorisme akhirnya menyerah tanpa syarat ke pihak aparat kepolisian setelah kerusuhan selama kurang lebih 36 jam. Dok Polri Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuasai kembali oleh Polri. Sebanyak 155 tahanan terorisme akhirnya menyerah tanpa syarat ke pihak aparat kepolisian setelah kerusuhan selama kurang lebih 36 jam.
Kemudian, terdengar pula suara beberapa kali tembakan. Anggota kepolisian yang berjaga di luar langsung bersiap mengokang senjata. Wartawan diminta berlindung di halte sambil merunduk.

Belakangan diketahui bahwa suara itu berasal dari bom-bom yang dirakit napi terorisme. Wakapolri Komisaris Jenderal (Pol) Syafruddin menyebut para narapidana sempat merakit bom selama proses penyanderaan berlangsung.

Baca juga : 145 Napi Teroris Dipindahkan Karena Rutan di Mako Brimob Rusak

"Ternyata rekan-rekan sekalian, mereka selama 40 jam mereka melakukan penyanderaan dan mereka juga melakukan kegiatan-kegiatan perakitan bom dan sebagainya," kata Syafruddin.

Bom yang telah dirakit itu kemudian diledakkan polisi dalam proses sterilisasi operasi penanggulangan penyanderaan. Sterilisasi dilakukan setelah semua narapidana terorisme menyerahkan diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Megapolitan
Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan 'Sahur on The Road'

Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan "Sahur on The Road"

Megapolitan
Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Megapolitan
Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Megapolitan
Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Megapolitan
Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Megapolitan
Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com