Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempelajari Sejarah Rumah Si Pitung, Rumah yang Tak Pernah Dihuni Si Pitung...

Kompas.com - 12/05/2018, 09:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah panggung berpelitur merah kecokelatan yang beralamat di kawasan Marunda, Jakarta Utara, itu selama ini dikenal sebagai Rumah Si Pitung.

Banyak orang percaya bahwa rumah itu pernah ditinggali sang legenda Betawi yang jago bela diri, Si Pitung.

Namun, tahukah Anda bahwa Si Pitung rupanya hanya sekadar singgah di rumah bergaya Bugis itu dan tidak pernah tinggal di sana?

Beberapa waktu lalu, Kompas.com menemui Sukma Wijaya, Staf Edukasi dan Informasi Museum Kebaharian Jakarta yang membawahi pengelolaan Rumah Si Pitung.

Baca juga: Menengok Rumah Si Pitung, Destinasi Bersejarah di Ujung Jakarta

Rumah si Pitung di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Kompas.com/Robertus Belarminus Rumah si Pitung di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Kepada Kompas.com, Sukma menjelaskan, Si Pitung hanya singgah ke rumah tersebut pada dekade 1890-an.

Rumah itu sebenarnya dimiliki seorang juragan tambak ikan asal Bugis bernama Haji Safiudin.

"Singgahnya itu entah dia memang berkawan dengan Haji Safiudin, sekadar ngumpet bersembunyi, atau mau merampok? Jadi masih teka-teki, yang pasti dia sempat singgah di sini," kata Sukma.

Baca juga: Hari Ini Empat Tahun Lalu, Jokowi Deklarasi Capres di Rumah Si Pitung

Si Pitung yang mempunyai nama asli Ahmad Nitikusumah memang dikenal sebagai perampok ulung.

Tak sedikit yang menjulukinya sebagai "Robin Hood" Betawi.

Pemberontak bagi Belanda, pahlawan bagi Betawi

Sukma mengatakan, Si Pitung memilih jalan sebagai perampok karena merasa sakit hati saat ia berusia 15 tahun.

Saat itu, hewan ternak milik orangtuanya dirampas orang Belanda dan Tionghoa.

"Sudah diambil ternaknya, diminta pajak juga. Akhirnya dia sakit hati dan dendam ke orang-orang kaya," ujarnya. 

Baca juga: Ke Marunda, Anies Napak Tilas Rumah Si Pitung

Sejumlah koleksi yang dipamerkan di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Sejumlah koleksi yang dipamerkan di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara.
Sejak saat itu, Si Pitung berguru ke sebuah perguruan silat pimpinan Haji Naipin yang beralamat di Rawa Belong, Jakarta Barat.

Sukma menuturkan, perguruan itu bernama Pituan Pitulung yang disingkat menjadi Pitung.

Di sanalah Ahmad Nitikusumah mendapat julukan sebagai Si Pitung.

Baca juga: Agus Kunjungi Makam Si Pitung

"Ahmad Nitikusumah dibilang Si Pitung karena dia yang paling jago, paling lihai, dan paling sering melawan Belanda," katanya. 

Meski dikenal sebagai perampok, Si Pitung tidak mengambil semua harta perampokan.

Ia membagikan hasil rampokan yang kepada rakyat yang ditemuinya.

Baca juga: Jejak Sunyi Si Pitung di Marunda

"Jadi Si Pitung ini dianggap pemberontak oleh Belanda, tetapi buat orang-orang Betawi dianggap pahlawan," kata Sukma.

Tak tercatat sejarah

Bagian kamar tidur di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta UtaraKOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Bagian kamar tidur di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara
Meski sosoknya melegenda, kisah Si Pitung rupanya tidak tercatat oleh masyarakat Indonesia pada saat itu.

Bahkan, potret Si Pitung pun tidak pernah terekam.

"Kalau mau tahu gerakan Si Pitung pada masa itu, ya, dari koran-koran Belanda saja, koran kita (Indonesia) enggak ada yang menulis sama sekali. Terus enggak ada yang foto padahal fotografi sudah ada, lukisannya juga enggak ada," ucap Sukma. 

Baca juga: Jokowi-JK Kalah di Kawasan Rumah Si Pitung Marunda

Ia mengatakan, kisah Si Pitung terakhir tercatat pada 7 Juni 1896 oleh sebuah koran berbahasa Belanda.

Bagian beranda depan di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta UtaraKOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Bagian beranda depan di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara
Si Pitung diberitakan ditangkap kompeni di kawasan Sungai Bambu, Jakarta Utara.

Setelah itu, ada kabar Si Pitung dimutilasi ke dalam tiga bagian. Pasalnya, Si Pitung tidak akan mati secara total apabila tubuhnya tidak dipotong menjadi tiga bagian.

Baca juga: Ahok: Si Pitung International Airport, Keren Juga Ya!

"Jadi sekarang ada masyarakat percaya bahwa di Slipi itu ada makam Si Pitung. Itu badannya Si Pitung, jadi itu makam hanya satu dan kepala sama kakinya konon dibawa ke Belanda," katanya. 

Minim koleksi

Tampak depan Rumah Si Pitung yang beralamat di kawasan Marunda, Jakarta Utara.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Tampak depan Rumah Si Pitung yang beralamat di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Sukma mengatakan, Rumah Si Pitunh merupakan satu-satunya situs jejak sejarah Si Pitung.

Para pengunjung umumnya juga tidak mau menerima fakta bahwa rumah tersebut tidak pernah dihuni Si Pitung.

Sebab, hal itu dinilai bisa mengurangi "aura" rumah tersebut.

Baca juga: Berguru Silat di Kampung Halaman Si Pitung

"Dari 100 pengunjung yang minta dijelaskan, ada pemandu itu paling 1-2 orang. Mereka datang sekadar melihat ngerasain masuk ke ruangan, merasakan aura ruangannya begitu," kata Sukma.

Ia menambahkan, minimnya bukti sejarah mengenai Si Pitung membuat objek wisata tersebut tidak mempunyai banyak koleksi.

Ke depannya, pihaknya berencana menambah koleksi terkait kebudayaan Betawi pada masa Si Pitung.

Baca juga: Deklarasi di Rumah Si Pitung, Jokowi Harus Minta Maaf

Ruang tengah dengan pemandangan ujung ruang makan, di Rumah si Pitung di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Kompas.com/Robertus Belarminus Ruang tengah dengan pemandangan ujung ruang makan, di Rumah si Pitung di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
"Mungkin seragam silat pada masa itu, bentuk goloknya, banyaklah. Kami juga sedang menggali terus sejarah Si Pitung yang sebenarnya untuk mengedukasi masyarakat," ucap Sukma. 

Rumah Si Pitung dibuka setiap hari pada pukul 08.00-17.00.

Harga tiket masuknya bervariasi, yakni Rp 1.500 untuk rombongan pelajar hingga Rp 5.000 untuk dewasa perseorangan.

Baca juga: Foto-foto Pemain Timnas Belanda Jadi "Si Pitung"

Selain mengagumi arsitektur Rumah Si Pitung dan mempelajari sejarahnya, pengunjung juga bisa menikmati berbagai kebudayaan Betawi seperti tarian, silat, dan kuliner di Rumah Si Pitung. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com