JAKARTA, KOMPAS.com - Jarum jam masih menunjukkan pukul 08.00, Kamil (17) sudah berkeliling Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur.
Berbekal nampan dan karung berukuran kecil, Kamil dan dua temannya, Diki (16) dan Fajar (13), berburu butiran beras yang tercecer di bak-bak truk.
Ratusan truk setiap harinya keluar masuk Pasar Induk Cipinang membawa pasokan beras dari berbagai daerah.
Baca juga: TNI AL Amankan 4.588 Ton Beras Ilegal di Perairan Batam
Kepada Kompas.com, Kamil mengatakan, ia sudah memungut beras yang tercecer selama beberapa tahun terakhir.
Dalam satu hari, ia mengaku bisa memperoleh 4-5 liter beras.
"Sehari mah kadang (dapat beras) enggak tentu, biasanya (dapat beras) 4-5 liter. Berasnya habis itu dijual Rp 5.000 per liter," kata Kamil saat ditemui, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (12/5/2018).
Baca juga: Potensi Panen Masih Besar, Kementan Perkuat Cadangan Beras Pemerintah
Hasil penjualannya digunakan untuk menambah uang jajan.
"Lumayan sehari dapat Rp 40.000 dipakai buat nambahin uang jajan. Kadang juga dipakai buat main-main sama teman," ujarnya.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Mentan Janji Tekan Harga Beras
Trio Kamil-Diki-Fajar bukan satu-satunya kelompok yang memunguti beras di sana.
Ada pula sepasang kakak-beradik, Rizky (14) dan Irfan (10) yang juga berburu ceceran beras.
"Ini buat ngabisin waktu saja, Bang. Mumpung libur cari-cari beras di sini buat nambahin di rumah atau nambahin uang jajan," kata Rizky.
Disangka pencuri
Bertahun-tahun memungut beras, banyak kisah suka dan duka yang mereka alami.
Diki menceritakan, tak jarang mereka disangka pencuri.