Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2018, 12:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


PASCA peristiwa penyanderaan 36 jam di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, terjadi aksi teror susulan. Satu Polisi dari Satuan Intel Brigade Mobil (Brimob) meninggal disabet senjata tajam oleh orang tak dikenal.

Peristiwa lanjutan ini terjadi Kamis (10/5/2018) pukul 23.00 WIB. Korban, Bripka Marhum Prencje, saat itu keluar dari Mako Brimob dengan tujuan pengamanan di depan Rumah Sakit Bhayangkara.

Setibanya persis di depan RS Bhayangkara, ia melihat seseorang lelaki yang gerak-geriknya mencurigakan, melihat-lihat ke dalam Mako Brimob.

Marhum menghampiri orang itu dan menanyakan maksud dan tujuannya. Tak ada penjelasan dari orang itu.

Marhum kemudian menghubungi Briptu Mato dan Briptu Gruisce, temannya dari satuan intel Brimob. Setelah Mato dan Gruisce datang, orang tak dikenal itu dibawa ke Kantor Sat Intel Kor Brimob. Ia dibonceng motor oleh Bripka Prencje.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, setibanya di areal parkiran Mako Brimob, orang itu langsung mengeluarkan pisau dan melukai Prencje. Mendengar teriakan Prencje, Mato dan Gruisce segera megeluarkan senjata dan menembak orang itu.

Lelaki yang belakangan diketahui bernama Tendi Sumarno, seorang mahasiswa berusia 23 tahun itu, tewas dengan luka tembak di dada kanan.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut, pisau yang dibawa Tendi adalah pisau beracun.

Muncul pertanyaan, apakah Tendi Sumarno merupakan bagian jaringan teroris? Polisi masih menyelidiki.

Yang jelas, selama peristiwa di Mako Brimob berlangsung dan setelahnya ada orang-orang tak di kenal berada di sekitar situ.

Saya pun mendapatkan sejumlah bukti yang menggambarkan ada orang mencurigakan mengamati suasana termasuk pengamanan di Mako Brimob.

Perilakunya aneh. Orang itu terlihat mengambil video. Ia mengenakan penutup kepala, masker, dan kaca mata hitam. 

Belum diketahui sampai kini siapa sosok yang tertangkap kamera itu. Masih misterius, termasuk pertanyaan apakah ia bagian dari jaringan teroris di luar dan terkait dengan aksi kerusuhan di dalam Mako Brimob. Belum jelas!

Sosok perlente dan mobil mewah

Saya mencoba mencari tahu dari beberapa lokasi di sekitar Mako Brimob yang dikelilingi oleh perkampungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Saat Rombongan Pengantar Jenazah Lolos dari Jerat Hukum Usai Pukuli Sopir Truk

Saat Rombongan Pengantar Jenazah Lolos dari Jerat Hukum Usai Pukuli Sopir Truk

Megapolitan
Ikhlas Melepas Anaknya yang Meninggal Usai Operasi Amandel, Orangtua: Semoga Bisa Jadi Pelajaran

Ikhlas Melepas Anaknya yang Meninggal Usai Operasi Amandel, Orangtua: Semoga Bisa Jadi Pelajaran

Megapolitan
Begal Bercelurit Beraksi di Beji Depok, Rampas Ponsel dan Lukai Korban

Begal Bercelurit Beraksi di Beji Depok, Rampas Ponsel dan Lukai Korban

Megapolitan
Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Pastikan Tak Ada Perlakuan Khusus Saat Periksa Mentan Syahrul Yasin Limpo

Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Pastikan Tak Ada Perlakuan Khusus Saat Periksa Mentan Syahrul Yasin Limpo

Megapolitan
Saat Keluarga Masih Bertanya-tanya Penyebab Kematian Alvaro yang Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel di Bekasi

Saat Keluarga Masih Bertanya-tanya Penyebab Kematian Alvaro yang Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel di Bekasi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Permintaan Maaf RS Kartika Husada Setelah Bocah Meninggal usai Operasi Amandel | Kegeraman Heru Budi Saat Lantik ASN DKI

[POPULER JABODETABEK] Permintaan Maaf RS Kartika Husada Setelah Bocah Meninggal usai Operasi Amandel | Kegeraman Heru Budi Saat Lantik ASN DKI

Megapolitan
Cara ke Lotte Shopping Avenue Naik KRL, Transjakarta, MRT dan LRT

Cara ke Lotte Shopping Avenue Naik KRL, Transjakarta, MRT dan LRT

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK19 Pinang Ranti-Setu

Rute Mikrotrans JAK19 Pinang Ranti-Setu

Megapolitan
Polisi Tilang 3 Pengemudi Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arah di Tol Desari

Polisi Tilang 3 Pengemudi Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arah di Tol Desari

Megapolitan
Pesan Orangtua Alvaro, Pasien Anak yang Meninggal Usai Operasi Amandel: Tolong Kerja Pakai Hati

Pesan Orangtua Alvaro, Pasien Anak yang Meninggal Usai Operasi Amandel: Tolong Kerja Pakai Hati

Megapolitan
Cegah Api Menjalar, Warga jalan Jatayu Kebayoran Lama Estafet Angkut Ember Berisi Air

Cegah Api Menjalar, Warga jalan Jatayu Kebayoran Lama Estafet Angkut Ember Berisi Air

Megapolitan
Belum Tahu Penyebab Pasti Anaknya Mati Batak Otak, Orangtua Alvaro: Kami Masih Bertanya-tanya

Belum Tahu Penyebab Pasti Anaknya Mati Batak Otak, Orangtua Alvaro: Kami Masih Bertanya-tanya

Megapolitan
Damkar: Luas Area Terbakar di Kebayoran Lama Capai 3.000 Meter Persegi

Damkar: Luas Area Terbakar di Kebayoran Lama Capai 3.000 Meter Persegi

Megapolitan
Ledakan dan Tangisan Menggema di Lokasi Kebakaran Permukiman Padat Penduduk di Kebayoran Lama

Ledakan dan Tangisan Menggema di Lokasi Kebakaran Permukiman Padat Penduduk di Kebayoran Lama

Megapolitan
Ijazah Pelajar di Koja Ditahan karena Tunggakan Biaya, DPRD DKI: Ekonomi Ortu Mereka Terpuruk

Ijazah Pelajar di Koja Ditahan karena Tunggakan Biaya, DPRD DKI: Ekonomi Ortu Mereka Terpuruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com