Mereka justru membebaskan anak-anak asuhnya melakukan hal apa pun, asalkan positif dan bertanggung jawab.
Anak-anak asuh itu juga dibebaskan makan kapan pun sesuka mereka.
Joko dan Tati dibantu kerabat mereka untuk menyiapkan makanan di dapur. Tak ada waktu khusus untuk makan bersama.
Hal itu juga bagian dari menciptakan rasa tinggal di rumah sendiri.
Didikan itu rupanya membuat anak-anak asuh di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim menjadi orang yang perhatian, termasuk kepada orangtua asuh mereka.
Dididik belajar membaca dan mengaji
Saat Kompas.com berbincang dengan Joko dan Tati, seorang anak tiba-tiba naik ke atas kursi.
Ia melihat gambar susunan huruf abjad yang ditempel di dinding.
Perhatian Joko dan Tati langsung mengarah kepada anak tersebut.
"Yang mana huruf W?" tanya Tati.
Anak perempuan berambut pendek itu tampak menyisir susunan huruf yang ada pada gambar.
Ia berusaha menunjuk huruf W yang dimaksud.
Joko dan Tati membantu mengarahkan dengan memberi tahu ciri-ciri huruf W.
Selain gambar susunan huruf abjad, ada pula gambar susunan angka, jenis buah-buahan, dan transportasi yang dipasang di dinding.
Di salah satu sudut ruangan juga ada rak berisi buku-buku bacaan dan buku Iqro untuk belajar membaca Al-Quran.
Joko dan Tati mendidik mereka belajar sejak dini.
Mereka memang mensyaratkan anak-anak yang tinggal di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim untuk belajar mengaji dan mau bersekolah.
"Syaratnya cuma dua, belajar mengaji sama sekolah," kata Joko.