Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Keceriaan dan Kerukunan Anak-anak Asuh di Yayasan Milik Si Mantan Sopir...

Kompas.com - 23/05/2018, 04:05 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat orang anak perempuan berusia sekitar 5 tahunan terlihat mondar-mondar di ruang tengah asrama putri Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Mereka berlarian, saling menggendong, dan bermain bersama-sama.

Seorang anak tampak menyuapi susu kepada anak-anak lainnya.

Di antara mereka, ada satu bayi perempuan berusia sekitar sembilan bulan yang ikut bermain.

Baca juga: Cerita Joko soal Para Orangtua yang Titipkan Bayi Kepadanya karena Tak Mampu

Keempat kakak asuhnya yang berusia 5 tahunan tampak menjaga bayi yang mulai belajar berjalan itu.

Sesekali sang adik asuh memukul kakak asuhnya. Mereka tertawa bersama.

Suasana keceriaan itu terasa memenuhi ruang lantai 1 yayasan.

Meski bukan saudara kandung, mereka tampak rukun dan saling mengasihi.

Kompas.com melihat langsung keceriaan dan kerukunan anak-anak itu saat berkunjung ke Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim, Selasa (22/5/2018) siang.

Baca juga: Memetik Pelajaran dari Joko, Mantan Sopir yang Hidupi Anak-anak Kurang Mampu...

Yayasan itu didirikan Joko Mulyanto (51) bersama sang istri, Tati Musarofa (51), pada tahun 2013.

Namun, jauh sebelum yayasan berdiri, mereka sudah mengasuh anak-anak kurang mampu sejak 2002.

Tujuannya agar anak-anak itu mendapat pendidikan yang layak.

"Kalau melihat keceriaan anak-anak, kami terhibur. Tapi kalau inget nasibnya, kasihan," ujar Tati.

Dididik saling mengasihi

Joko dan Tati memang mengajarkan anak-anak asuh mereka untuk saling mengasihi sesama. 

Dengan demikian, anak-anak itu merasa tinggal di rumah mereka sendiri dengan saudara-saudaranya.

"Saya ciptakan bukan panti, tetapi lingkungan keluarga besar. Jadi, mereka saling asih, saling asuh, saling memberikan masih sayang. Yang besar merawat yang kecil, yang kecil menghormati yang besar," kata Joko.

Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Foto diambil Selasa (22/5/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Foto diambil Selasa (22/5/2018).
Tak banyak aturan yang diterapkan Joko dan Tati di yayasan yang mereka dirikan.

Mereka justru membebaskan anak-anak asuhnya melakukan hal apa pun, asalkan positif dan bertanggung jawab.

Anak-anak asuh itu juga dibebaskan makan kapan pun sesuka mereka.

Joko dan Tati dibantu kerabat mereka untuk menyiapkan makanan di dapur. Tak ada waktu khusus untuk makan bersama.

Hal itu juga bagian dari menciptakan rasa tinggal di rumah sendiri.

Didikan itu rupanya membuat anak-anak asuh di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim menjadi orang yang perhatian, termasuk kepada orangtua asuh mereka.

Dididik belajar membaca dan mengaji

Saat Kompas.com berbincang dengan Joko dan Tati, seorang anak tiba-tiba naik ke atas kursi.

Ia melihat gambar susunan huruf abjad yang ditempel di dinding.

Perhatian Joko dan Tati langsung mengarah kepada anak tersebut.

"Yang mana huruf W?" tanya Tati.

Anak perempuan berambut pendek itu tampak menyisir susunan huruf yang ada pada gambar.

Ia berusaha menunjuk huruf W yang dimaksud.

Joko dan Tati membantu mengarahkan dengan memberi tahu ciri-ciri huruf W.

Selain gambar susunan huruf abjad, ada pula gambar susunan angka, jenis buah-buahan, dan transportasi yang dipasang di dinding.

Di salah satu sudut ruangan juga ada rak berisi buku-buku bacaan dan buku Iqro untuk belajar membaca Al-Quran.

Joko dan Tati mendidik mereka belajar sejak dini.

Mereka memang mensyaratkan anak-anak yang tinggal di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim untuk belajar mengaji dan mau bersekolah.

"Syaratnya cuma dua, belajar mengaji sama sekolah," kata Joko.

Mulai merawat anak asuh di tengah keterbatasan 

Kehidupan anak-anak di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim kini jauh lebih beruntung dibanding anak-anak generasi pertama yang diasuh sekitar tahun 2002.

Banyak pihak yang peduli dan memberikan bantuan kepada yayasan.

Dulu, Joko dan Tati merawat anak-anak itu dengan kehidupan seadanya.

Makan pun ala kadarnya hanya dengan mie instan, sambal, ikan asin, tempe, tahu, dan kerupuk.

Joko Mulyanto (51) bersama sang istri, Tati Musarofa (51), pendiri Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Foto diambil Selasa (22/5/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Joko Mulyanto (51) bersama sang istri, Tati Musarofa (51), pendiri Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Foto diambil Selasa (22/5/2018).
Joko dan Tati bersyukur anak-anak asuh mereka saat itu tak masalah hidup serba terbatas.

"Alhamdulillah anak-anak mau terima kondisi itu, yang penting sekolahnya terjamin. Anak-anak pada waktu itu luar biasa semua. Dengan keterbatasan, mereka semangat," ucapnya. 

Dulu, Joko hanya mengandalkan penghasilannya sebagai sopir panggilan atau pekerja lepas untuk menghidupi anak-anak asuhnya.

Ia "nyopir" dari pagi hingga malam untuk menghidupi anak-anak asuhnya.

Namun, sejak menderita penyakit diabetes dan hepatitis pada 2016 lalu, Joko memutuskan berhenti menjadi sopir.

Ia kemudian membuka warung kelontong di Jalan Kedondong, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Saat ini, ada 38 anak laki-laki dan perempuan yang tinggal di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim.

Usia mereka beragam.

Ada yang masih bayi, balita, anak-anak usia SD, hingga anak-anak usia SMA dan sederajat.

Di antara mereka ada yang diantarkan langsung orangtuanya untuk dirawat di yayasan.

Orangtua anak-anak itu menitipkan mereka diasuh di yayasan karena terhimpit ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com