Naik kendaraan umum, lanjutnya, bukan berarti miskin dan tak mampu.
Baginya, naik kendaraan umum justru lebih memberikan banyak keuntungan.
Baca juga: Saat Sejumlah Model Menyemarakkan Hari Kartini di Stasiun dan KRL...
Di samping efisiensi waktu, Oswar juga jadi lebih mengenal kondisi masyarakat di lapangan.
Ini merupakan upayanya menjaga diri untuk tetap membumi.
"Saya juga bisa mendengar keluhan masyarakat langsung di lapangan," katanya.
Siapa saja tidak ada yang berbeda ketika di KRL.
Baca juga: Perjalanan KRL Tangerang-Duri Ditambah pada Pagi Hari
Tidak peduli Oswar adalah pejabat tinggi DKI, dia harus melalui "seni" berdesakan di kereta.
"Kadang saya suka kena sikut orang, tetapi harus sabar he-he-he," ujar Oswar.
Namun, jangan dipikir tidak ada hal enaknya.
Baca juga: Tinjau Stasiun Duri, Menhub Kembali Dengarkan Keluhan Penumpang KRL
Berkat kebiasaannya naik KRL, Oswar jadi kenal dengan PNS DKI lain yang posisinya masih staf.
Dia jadi akrab dengan para PNS muda itu.
"Banyak staf DKI yang naik KRL dan jadi akrab dengan saya," katanya.
Tebar kebiasaan positif
Dia juga bisa menebar kebiasaan positif.
Oswar mengatakan, anaknya kini juga menggunakan KRL setiap berangkat ke sekolah.
Beberapa temannya juga terkadang jadi suka naik kereta, meskipun tidak setiap hari.
Baca juga: LRT Jabodebek, MRT, KRL, dan KA Bandara Bakal Terhubung ke Dukuh Atas
Oswar sebisa mungkin ingin selalu naik kendaraan umum dalam setiap kegiatannya. Dia ingin memberi kesan bahwa naik kendaraan umum itu keren dan pilihan yang rasional.
"Naik KRL dan kendaraan umum tidak ada kaitan dengan status sosial, itu lebih ke pertimbangan rasional karena lebih cepat, lebih murah, dan lebih ramah lingkungan," ujar Oswar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.