Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Baru DKI, Mengubah Limbah Tinja Jadi Air Siap Minum dalam Setengah Jam

Kompas.com - 24/05/2018, 08:47 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PD Pal Jaya mulai mengadopsi teknologi canggih dan efisien dalam mengelola limbah tinja warga Jakarta.

Rabu (23/5/2018) kemarin, PD Pal Jaya meresmikan berdirinya instalasi Andrich Tech di IPLT Duri Kosambi, Jakarta Barat, berupa perangkat yang mampu mengubah limbah tinja menjadi air minum dalam waktu setengah jam.

Nama Andrich yang terdengar agak asing sebenarnya adalah gabungan nama dua penemunya yakni Andri dan Chairunnas, dua lelaki asal Sumatera Barat.

Ada satu tanki besar yang digunakan untuk menampung tinja. Setelah itu, tinja dialirkan ke mesin yang berada dalam satu kontainer.

Baca juga: DKI Kini Bisa Ubah Limbah Tinja Jadi Air Minum dalam Setengah Jam

Penemunya, Andri Oba menjelaskan tinja dari tanki itu diberi zat kimiawi dan suspensi udara untuk membuat materi padatnya bergumpal dan mengambang. Setelah mengambang, materi padat itu disaring dan dibakar agar menjadi pupuk organik.

Air tinja dialirkan ke Andrich Tech untuk disaring sekali lagi agar menjadi air bersih.

"Jadi polutan yang masih tersisa akan diangkat dengan getaran di sini sehingga dihasilkan air bersih untuk digunakan kembali, bukan hanya dibuang ke lingkungan," kata Andri, Rabu sore.

Air yang dikeluarkan dari pipa di kontainer itu berwarna bening dan tidak berbau. Ketika peresmian, terlihat air ditampung di sebuah bak yang berisi ikan hias. Ikan itu hidup dan berenang dengan baik.

Menurut Andri, teknologi itu jauh lebih murah dari yang dimiliki PD Pal Jaya saat ini.

Setiap hari IPLT Duri Kosambi menampung 150 kubik limbah tinja. Yang mampu diolah sebanyak 80 meter kubik per hari. Tujuh hari untuk mengubah limbah tinja jadi air yang memenuhi baku mutu untuk dialirkan ke sungai.

Dengan Andrich, limbah yang sama bisa diubah jadi air siap minum dalam waktu setengah jam.

Di e-catalog, alat serupa dihargai Rp 3 miliar untuk kapasitas 40 meter kubik. Andrich Tech mematok harga setengahnya untuk kapasitas dua kali lipat lebih banyak.

"Ini karena komponen yang kami gunakan 94 persen berasal dari dalam negeri, jadi lebih murah," ujar Andri.

Alur kerja perangkat pengolah tinja Andrich Tech yang dikembangkan PT MJH Lestari Internasional di IPLT Duri Kosambi, Jakarta Barat.KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Alur kerja perangkat pengolah tinja Andrich Tech yang dikembangkan PT MJH Lestari Internasional di IPLT Duri Kosambi, Jakarta Barat.


Tambah 200 Unit

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang kagum melihat kecanggihan teknologi itu berjanji DKI akan menambah alat itu hingga 200 unit tahun depan. Alat itu bakal ditempatkan di permukiman-permukiman padat penduduk.

"Target PD PAL Jaya dan PT MJH Lestari Internasional (Andrich) akan memasang 200 unit untuk tiga tahun ke depan. Betul, kami langsung konkret saja, 200 unit ini karya anak bangsa, perlu dibela. Saya terinspirasi bahwa kalau kita tidak bela, siapa lagi," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, sementara ini Andrich Tech akan ditempatkan di IPLT Duri Kosambi untuk mengalirkan air hasil pengolahan ke sawah-sawah yang masih lestari di sekitar IPLT. Sandiaga mengatakan perlu sedikit pengolahan lagi agar airnya benar-benar bisa untuk langsung diminum.

"Tinggal dikit lagi saja bisa ini diminum," ujar Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com