Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Penataan Pulau Pari di Tengah Sengketa Lahan

Kompas.com - 25/05/2018, 07:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Sengketa lahan yang melibatkan PT Bumi Pari Asri dan sejumlah warga di Pulau Pari masih berlanjut. Bupati Kepulauan Serib, Irmansyah, mendorong munculnya sebuah solusi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak.

Solusi itu, kata Irmansyah, adalah dengan melakukan penataan dan pengembangan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata unggulan di Kepulauan Seribu. Ia menyebut, kawasan Pulau Pari akan menjadi model percontohan bagi pulau-pulau lainnya.

"Kalau terkait sengketa tanah di sana ada pihak-pihak terkait, dalam hal ini BPN. Terlepas dari itu, kami harapkan sudah ada pengembangan Pulau Pari," kata Irmansyah saat ditemui di kantornya, Kamis (24/5/2018).

Baca juga: Bupati Kepulauan Seribu Dorong Sengketa Pulau Pari Diselesaikan di PTUN

Ia mengatakan, pihaknya akan menciptakan perkampungan wisata di Pulau Pari yang diharapkan bisa memberikan kenyamanan bagi para turis. Di perkampungan itu, makanan yang higienis disediakan serta penduduknya ramah terhadap turis.

Ia menambahkan, penataan kampung tetap harus dilakukan walau Pulau Pari selama ini identik dengan wisata bahari atau maritim.

"Kalau kita contoh di Bali, mungkin orang datang ke Kuta atau Seminyak. Tetapi, orang juga datang ke kampung-kampungnya kan ke Ubud segala macam. Oleh karena itu kami akan bangun sedemikian rupa," kata Irman.

Gedung-gedung pertunjukkan seni juga akan didirikan di Pulau Pari. Harapannya, para turis dapat menyaksikan pertujukan kesenian di sana dan masyarakat bisa mempelajari kesenian lokal.

"Kami akan siapkan tempatnya, sehingga masyarakat di sana bisa kami latih, orang bisa nonton. Travelnya akan kami paketkan ketika datang ke sana wajib untuk nonton," kata dia.

Irmansyah berencana akan menggelar pertemuan dengan seluruh warga Pulau Pari guna memaparkan rencana penataan dan pengembangan Pulau Pari sebagai destinasi wisata.

Menurut dia, pertemuan itu penting dilakukan supaya seluruh elemen masyarakat Pulau Pari mengerti apa yang sedang dirancang pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.

"Saya pikir masyarakat perlu tahu, sebenarnya bagaimana sih rencana atau konsep pengembangan dan penataan Pulau Pari itu. Kami terbuka saja, kami paparkan konsepnya supaya mereka bisa mendengar dengan baik. Kami berharap, tidak ada satu pun yang tidak hadir," kata Irmansyah.

Bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Irmansyah saat ditemui di kantornya, Kamis (24/5/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Irmansyah saat ditemui di kantornya, Kamis (24/5/2018).

Bukan Prioritas

Wacana menggelar pertemuan guna membahas penataan dan pengembangan wisata Pulau Pari rupanya tidak direspon baik oleh masyarakat yang merasa dirugikan oleh permasalahan sengketa lahan.

Pengurus Forum Peduli Pulau Pari Edi Mulyono mengatakan, penataan dan pengembangan Pulau Pari sebagai destinasi wisata bukan hal yang dibutuhkan masyarakat, setidaknya untuk saat ini.

"Masyarakat Pulau Pari saat ini tidak membutuhkan itu. Yang dibutuhkan masyarakat Pulau Pari adalah pemerintah membantu memfasilitasi hak atas legalitas tempat tinggal mereka," kata Edi.

Baca juga: Yang Dibutuhkan Warga Pulau Pari adalah Legalitas Tempat Tinggal Mereka...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com