Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahan Limbah Tinja PD PAL Jaya Bisa untuk Cuci Mobil

Kompas.com - 28/05/2018, 14:25 WIB
Stanly Ravel,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PD PAL Jaya kini memiliki teknologi PAL-Andrich Tech System untuk mengolah limba lumpur termasuk tinja menjadi air bersih dengan proses yang lebih singkat.

Keberadaan alat ini baru saja diresmikan beberapa waktu lalu oleh Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Duri Kosambi.

Namun sayangnya, banyak yang salah kaprah mengira hasil atau output dari olahan tinja tersebut bisa digunakan untuk air minum.

Pernyataan ini pun sudah ditegaskan dan dibantah oleh Direktur Utama PD PAL Jaya Subekti.

Menurut dia, air bersih hasil olahan limbah tinja lebih ditekankan untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya non-konsumsi.

Baca juga: Terharu Lihat Alat yang Ubah Limbah Tinja Jadi Air Siap Minum, Sandi Janji DKI Akan Punya 200

"Hasil olahan tinja yang kami lakukan dengan sistem Andrich ini mampu menghasilkan air bersih yang bisa dimanfaatkan beragam kebutuhan sehari-hari."

"Mulai dari mencuci mobil, flushing toilet, menyiram tanaman, dan lain-lain, bukan untuk air minum," ucapnya kepada media di Kawasan Jakarta Selatan, Senin (28/5/2018).

Subekti menjelaskan, teknologi Andrich memungkinkan pengolahah limbah tinja berlangsung dalam waktu yang lebih singkat, yakni 30 menit dengan hasil baku mutu yang lebih baik.

Teknologi Andrich di IPLT Duri Kosambi yang dikelola PD PAL JayaKOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Teknologi Andrich di IPLT Duri Kosambi yang dikelola PD PAL Jaya
Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan institalasi secara biologis yang memakan waktu tiga sampai tujuh hari, sehingga secara waktu jauh lebih efesien.

Baca juga: Teknologi Baru DKI, Mengubah Limbah Tinja Jadi Air Siap Minum dalam Setengah Jam

Subekti mengatakan, teknologi Andrich merupakan karya anak bangsa yang namanya diambil dari kepanjangan Andri dan Chairunas. Sistem kerja olahan limbah ini mirip dengan yang digunakan oleh perusahaan minyak.

"Ada tiga bagian, ada untuk memasukan chemical sebelum masuk ke sistem Andrich-nya, lalu masuk ke post treatment. Sistem Andrich mendekomposisikan limbah melalui gelombang elektro, lalu ada saringan pasir cepat dan ultra filtrasi," ucapnya.

Oleh PD PAL Jaya, alat ini sengaja diletakkan di IPLT sekaligus untuk menguji kemampuannya mengolah limbah kategori ekstrem, yakni tinja dan lumpurnya.

Hasilnya terbilang positif, limbah tinja bisa menjadi air bersih dan lumpur tinja bisa dijadikan briket dengan kandungan hingga 4.000 kalori layaknya batu bara muda.

Baca juga: PD Pal Jaya: Air Hasil Olahan Limbah Tinja Tidak untuk Diminum

Ke depannya, Subekti akan terus melakukan pengembangan terhadap alat ini untuk mengolah limbah ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan kembali. Namun tahapanya memang tidak mudah karena saat ini alat tersebut masih dalam proses sertifikasi.

Kompas TV Ternyata Bahan Bakar Briket Ini Terbuat dari Kotoran Manusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com