Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2018, 19:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pasar Tanah Abang menjadi lokasi yang tepat bagi warga yang hendak mencari pakaian untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Beragam jenis pakaian dijual, termasuk busana muslim dengan pilihan yang beragam.

Blok F Pasar Tanah Abang misalnya, merupakan salah satu lokasi yang menghadirkan beragam jenis pakaian muslim, baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Salah pemilik toko pakaian muslim Asyura Mode, Jundi Fadilla mengatakan, sejak Maret lalu, penjualan pakaian muslim khususnya gamis membludak.

Meski enggan menyebut secara detail penjualan tokonya, pada Maret lalu Jun bisa meraup omzet kotor hingga Rp 30 juta per harinya.

Pembeli gamis di toko Jun mayoritas dari Aceh, Sumatera, dan Makassar. Adapun penjualan berangsur-angsur menurun ketika memasuki puasa.

Baca juga: Cerita Porter Tanah Abang Angkut Barang Puluhan Kg demi Hidupi Keluarga...

"Tren penjualan itu terjadi awal Maret sampai April, jadi kalau Maret sampai April itu banyak pembeli grosiran dari luar daerah. Nah, kalau saat puasa ini banyak pembeli yang dari Jabodetabek," ujar Jun saat berbincang dengan Kompas.com di Blok F Tanah Abang, Senin (28/5/2018).

Pasar Tanah Abang menjadi  lokasi yang tepat bagi warga yang hendak mencari pakaian untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Beragam jenis pakaian dijual, termasuk busana muslim dengan pilihan yang beragam. Blok F Pasar Tanah Abang misalnya, merupakan salah satu lokasi menghadirkan beragam jenis pakaian muslim baik untuk laki-laki maupun perempuan, Senin (28/5/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Pasar Tanah Abang menjadi lokasi yang tepat bagi warga yang hendak mencari pakaian untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Beragam jenis pakaian dijual, termasuk busana muslim dengan pilihan yang beragam. Blok F Pasar Tanah Abang misalnya, merupakan salah satu lokasi menghadirkan beragam jenis pakaian muslim baik untuk laki-laki maupun perempuan, Senin (28/5/2018).

Jun mengatakan, gamis merupakan pakaian yang sangat umum dibeli dan dijual di Tanah Abang. Harga gamis berkisar Rp 170.000 hingga Rp 200.000 per potong.

Hal itu membuat penjual di Tanah Abang harus memiliki inovasi dan kreativitas untuk memodifikasi gamis agar memiliki kekhasan.

Adapun Jun memodifikasi gamis yang dijual dengan memadukan dengan corak batik dari Pekalongan yang dianggap unik serta indah.

Baca juga: Beragam Pilihan Kurma di Tanah Abang, dari Kurma Nabi hingga California

Jun mengatakan, inovasi tersebut cukup mempengaruhi penjualan gamisnya. Terlebih bagi pembeli melalui penjualan online. Jun mengatakan, gamis dengan corak batik tersebut cukup banyak diminati para pembeli.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

PT LRT Jakarta Bakal Cek Penyebab Banjir di Sekitar Stasiun Velodrome

PT LRT Jakarta Bakal Cek Penyebab Banjir di Sekitar Stasiun Velodrome

Megapolitan
Luhut Sesumbar Lebih Kuat dari Kuasa Hukum Haris-Fatia

Luhut Sesumbar Lebih Kuat dari Kuasa Hukum Haris-Fatia

Megapolitan
Keresahan Tukang Mi Ayam Gang Mayong, Takut Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran

Keresahan Tukang Mi Ayam Gang Mayong, Takut Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran

Megapolitan
Evakuasi Pria Obesitas Berbobot 300 Kg, Petugas Butuh Waktu 2 Jam

Evakuasi Pria Obesitas Berbobot 300 Kg, Petugas Butuh Waktu 2 Jam

Megapolitan
Haris Azhar Mengaku Dapat Banyak Ejekan Buntut Pernyataan Luhut soal Minta Saham

Haris Azhar Mengaku Dapat Banyak Ejekan Buntut Pernyataan Luhut soal Minta Saham

Megapolitan
Pomdam Jaya Benarkan Penusuk Pria hingga Tewas di Senen adalah Anggota TNI AD

Pomdam Jaya Benarkan Penusuk Pria hingga Tewas di Senen adalah Anggota TNI AD

Megapolitan
Sebut Luhut Main Bisnis Tambang di Papua, Haris Azhar: Hasil Riset 9 Organisasi

Sebut Luhut Main Bisnis Tambang di Papua, Haris Azhar: Hasil Riset 9 Organisasi

Megapolitan
Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Bukan untuk Penumpang, Heru Budi: Kan Masih Ada Damri

Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Bukan untuk Penumpang, Heru Budi: Kan Masih Ada Damri

Megapolitan
Satpol PP Akan Bongkar Tower BTS Tak Berizin yang Berdiri di Permukiman Warga Kebon Jeruk

Satpol PP Akan Bongkar Tower BTS Tak Berizin yang Berdiri di Permukiman Warga Kebon Jeruk

Megapolitan
Warga Rawa Badak Utara Bayar Rp 20.000  ke Tetangga atau Urunan Bensin demi Air Bersih

Warga Rawa Badak Utara Bayar Rp 20.000 ke Tetangga atau Urunan Bensin demi Air Bersih

Megapolitan
GPS Dicabut, Polisi Kesulitan Cari Mobil yang Dibawa Kabur Si Kembar

GPS Dicabut, Polisi Kesulitan Cari Mobil yang Dibawa Kabur Si Kembar

Megapolitan
Cerita Tukang Mi Ayam di Gang Mayong: Lokasinya Strategis, Ternyata Rawan Tawuran

Cerita Tukang Mi Ayam di Gang Mayong: Lokasinya Strategis, Ternyata Rawan Tawuran

Megapolitan
Saat Hakim Minta Haris Azhar Bersalaman dengan Luhut...

Saat Hakim Minta Haris Azhar Bersalaman dengan Luhut...

Megapolitan
Si Kembar Bawa Kabur Mobil Rental Sejak 6 Bulan Lalu

Si Kembar Bawa Kabur Mobil Rental Sejak 6 Bulan Lalu

Megapolitan
Kawasan Industri di Wilayah Penyangga Perburuk Kualitas Udara Jakarta

Kawasan Industri di Wilayah Penyangga Perburuk Kualitas Udara Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com