JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Jakarta Smart City Setiaji mengatakan, aplikasi ponsel BERiDE yang diluncurkan beberapa waktu lalu memang memiliki fungsi serupa dengan Qlue. Jika Qlue menampung laporan masalah di lingkungan, BERiDE menampung ide-ide terkait solusi menyelesaikan masalah perkotaan.
"BERiDE tidak akan menggantikan Qlue, dikarenakan kedua aplikasi ini memiliki fungsi yang berbeda, ... akan saling melengkapi. Pemprov DKI akan tetap memanfaatkan aplikasi Qlue untuk menampung keluhan warga," kata Setiaji dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/5/2018).
Ia menambahkan, BERiDE dan Qlue merupakan dua platform yang berbeda tetapi memiliki basis yang sama, yakni partisipasi masyarakat.
Baca juga: Mengapa Laporan Warga Lewat Qlue Turun Signifikan?
Saat ini, keluhan yang masuk ke Qlue mencapai 500 per hari. Kebanyakan keluhan yang masuk mengenai masalah sampah dan parkir liar. Setiaji juga menyampaikan, Pemprov DKI telah membuka layanan keluhan masyarakat di tiap-tiap kelurahan setiap Sabtu.
Sementara BERiDE merupakan merupakan sebuah layanan interaktif berbasis website dan aplikasi ponsel yang dapat dimanfaatkan warga kota untuk menyalurkan ide-ide pembangunan kota sekaligus dapat dimanfaatkan oleh berbagai instansi pemerintah, swasta, dan komunitas untuk menyelenggarakan sayembara bertema pembangunan kota.
Aplikasi ponselnya akan segera dikembangkan dan direncanakan akan rampung pada kuartal keempat tahun ini.
“Pemprov DKI berencana mengadakan banyak event yang melibatkan universitas, komunitas, hingga asosiasi untuk mempromosikan platform BERiDE” ujar Setiaji.
Baca juga: Sandiaga: Laporan Melalui Qlue Agak Turun, Itu Harus Diakui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.