JAKARTA, KOMPAS.com -Tahun ini Muhammad Rafli berusia 24 tahun. Di usia semuda itu, Rafli sudah 11 tahun ikut andil dalam melestarikan kebudayaan Betawi.
Saat ini, dia bergabung dalam sebuah sanggar bernama Sanggar Betawi Ondel Al-Fathir di Jalan Kramat Pulo, Jakarta Pusat.
"Dari keluarga enggak mendorong atau apa, biasa saja. Tapi saya tertarik buat terjun sendiri," kata Rafli ketika ditemui Kompas.com, Jumat (4/5/2018).
Rafli punya ketertarikan dengan ondel-ondel. Ia mengatakan, awalnya dia ikut teman-temannya ngarak atau berkeliling dengan ondel-ondel. Setelah itu dia ketagihan dan menekuni hal yang berhubungan dengan ondel-ondel.
Baca juga: Ondel-ondel Penyelamat Anak-anak Putus Sekolah...
Rafli sempat berpindah-pindah sanggar. Tahun 2007, dia bergabung di sanggar Mami Cs.
"Saya di sana benar-benar dari enggak bisa apa-apa," ujar Rafli.
Kini dia tidak hanya bisa manjak atau masuk ke dalam tubuh ondel-ondel. Dia juga bisa membuat ondel-ondel sendiri mulai dari membuat kerangka hingga mencetak kedok atau wajah si ondel-ondel.
"Alhamdulillah sekarang sedikit-sedikit mah bisa," ujar Rafli.
Suka dan duka
Banyak suka dan duka yang dialami Rafli selama berkeliling dengan ondel-ondel. Kesusahannya mulai dari hal-hal sederhana, misalnya ketika hujan turun. Mereka harus berlari mencari tempat berteduh untuk berlindung dari air hujan.
Saat tidak hujan, Rafli dan teman-temannya juga harus bertahan dalam cuaca panas. Belum lagi jika bertemu warga yang tak suka.
"Kadang kami dicuekin sama orang, kadang kami diusir kalau mau masuk ke kafe," ujar dia.
Namun semua kesusahan itu tidak terasa selama dirasakan bersama-sama. Rafli mengatakan itu semua tentang kebersamaan. Kebersamaannya bersama teman-teman senasib membuat ondel-ondel jadi tak berat buat dibawa.
Baca juga: Mencoba Pertahankan Ondel-ondel Tetap Ngibing di Rumahnya Sendiri...
"Apalagi kalau musik pengiring ondel-ondelnya sudah main. Kami pokoknya langsung joget, terbawa dengan irama musik," kata Rafli.
Prestasi