JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di DKI Jakarta kian ramai mengokupasi trotoar di DKI Jakarta.
Hal tersebut membuat beberapa kawasan di Jakarta kian semrawut. Belum lagi keselamatan para pejalan kaki yang terancam karena harus berjalan di aspal akibat trotoar dikuasai para PKL.
Pasar Tanah Abang
Puluhan pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi trotoar di sepanjang Gedung Blok F Tanah Abang, hingga menuju ke simpang Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2018). Pantauan Kompas.com di lokasi, puluhan PKL tampak santai menjajakan barang dagangannya.
Berbagai barang dijual, seperti pakaian, sepatu, tas, dan sejumlah aksesoris tangan. Padatnya PKL membuat pengunjung Tanah Abang terpaksa harus berdesak-desakan.
Saking padatnya, ruang untuk trotoar disisakan hanya seukuran dua orang pejalan kaki. Sejumlah petugas Satpol PP di kawasan tersebut tidak melakukan penindakan.
Dua jam berselang tidak ada perubahan, kondisi semrawut masih tetap terjadi di trotoar. Petugas Satpol PP masih terlihat di lokasi, tapi tidak melakukan tindakan apa-apa.
Hal serupa terlihat di pintu masuk Stasiun Tanah Abang. Di kawasan itu, belasan PKL yang berjualan makanan dan minuman bebas beraktivitas.
Padahal, sebelumnya petugas Satpol PP sangat garang ketika bertemu dengan para PKL yang dianggap berjualan tidak pada tempatnya. Kesemrawutan tersebut sebarnya telah terlihat sepekan memasuki Ramadhan. Namun, hingga kini belum terlihat tindakan tegas dari Pemprov DKI. Hal terlihat dari masih semrawutannya kawasan tersebut.
Camat Tanah Abang Dedi Arif Darsono mengatakan, akan segera menindaklanjuti hal tersebut. Dedi mengatakan, PKL tersebut mengokupasi trotoar karena ramainya pembeli jelang Idul Fitri.
Pihaknya punya alasan mengapa Satpol PP yang terlihat di lapangan tidak melakukan penindakan. "Oh, itu mungkin dipegang Satpol PP Jakarta Selatan, tapi kami akan tindaklanjuti," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com.
Penataan Tanah Abang, kata Dedi, memang di-backup sejumlah Satpol PP dari wilayah lain. Hal itu dilakukan karena Pasar Tanah Abang yang luas.
Selain itu, pihaknya memperkirakan para PKL itu mungkin berpikir mereka bebas berjualan di trotoar seperti yang diberikan Pemprov DKI kepada PKL di Jalan Jatibaru Raya.
Stasiun Kebayoran
Pedagang barang bekas kembali mengokupasi trotoar di kawasan Stasiun Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (31/5/2018). Berdasarkan pantauan Kompas.com, Kamis siang, ada sekitar 12 lapak barang bekas yang mendirikan tenda di sepanjang trotoar.
Berbagai jenis barang dijual di trotoar tersebut, seperti sepatu bekas, ponsel, radio bekas, serta barang elektronik lainnya.
Para pejalan kaki tampak kesulitan melintasi di kawasan tersebut. Kesemrawutan kawasan Stasiun Kebayoran diperparah dengan sejumlah motor yang parkir sembarangan di badan jalan. Ditambah angkot dan Kopaja yang ngetemsembarangan.
Pemandangan tersebut terbilang sangat lumrah di kawasan itu. Kompas.com yang setiap hari melintasi kawasan itu kerap melihat para PKL mendirikan lapak di kawasan tersebut.
Adapun para PKL mulai menggelar lapak pada siang hari. Sedangkan kesemrawutan lalu lintas terjadi pada pagi hari. Tidak setiap hari petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta terlihat berada di lokasi dan melakukan pengaturan lalu lintas di kawasan itu.
Akibatnya, sopir angkot dan Kopaja yang ngetem sembarangan, serta motor ojek pangkalan yang parkir sembarangan di depan pintu masuk stasiun membuat kesemrawutan di kawasan itu makin menjadi-jadi. Adapun trotoar yang kini dikuasi para PKL tergolong. Pembangunan trotoar dilakukan tahun lalu.
Menanggapi hal ini, Camat Kebayoran Lama Sayid Ali mengatakan pihaknya telah menertibkan para PKL pada awal dan sepekan memasuki Ramadhan.
Namun, dari pantauan Kompas.com sejak dua pekan lalu, mulai siang hingga malam hari PKL tetap menjamur di kawasan tersebut. Sayid berjanji akan menertibkan PKL yang masih membandel.
"Puasa kita penertiban di situ (sepekan memasuki Ramadhan). Ada dari Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Saya akan tindak lanjuti," ujar Sayid.
Trotoar Jatinegara
Sejumlah pejalan kaki mengeluhkan hal tersebut.
"Perasaan tambah banyak, terutama yang di pinggiran jalan dan selasar pertokoan. Kemarin-kemarin belum ada, sekarang sudah ada," kata Minah yang berbelanja kebutuhan warungnya di Jatinegara kepada Kompas.com.
Kesemrawutan kawasan tersebut juga dirasakan Salam, warga Matraman yang sedang mengantar istrinya berbelanja.
"Sebenarnya biasa kaya gini. Tiap tahun pas bulan puasa pasti makin banyak yang dagang. Ngga tahu ini pedagang baru apa musiman," ujarnya.
Camat Jatinegara Nasrudin Abu Bakar mengakui PKL yang berdagang di atas trotoar Jatinegara semakin menjamur selama bulan Ramadhan. Namun, lanjut dia, pengawasan tetap dilakukan.
"Intinya tetap kami jaga, tetap ada pengawasan dari Satpol PP juga. Kami tidak berhenti untuk menertibkan bila ada yang melanggar," ucap Nasrudin kepada Kompas.com, di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (30/5/2018).
Nasrudin mengakui pihaknya kerap kesulitan menertibkan para PKL. Selain karena sedang bulan Ramadhan, hal ini juga dikarenakan keterbatasan personel Satpol PP.
Ia mengatakan, trotoar rapi setelah ditertibkan. Namun, PKL kembali berjualan di atas trotoar jika tidak ada penertiban.
Kasatpol PP Kecamatan Jatinegara Sadikin mengatakan, pihaknya kesulitan menempatkan anggota selama satu hari penuh.
"Petugas kami terus lakukan antisipasi, tetapi memang kami tidak full lakukan seharian," kata Sadikin.
Petugas Satpol PP baru melalukan pengaturan terhadap para PKL setelah pemberitaan mencuat dan banyaknya keluhan yang disampaikan pada Kamis (31/5/2018).
Sadikin mengatakan, sekitar 10 sampai 15 PKL yang sebelumnya mengokupasi trotoar dekat pintu masuk Pasar Bali Mester diarahkan untuk menempatkan dagangan mereka tidak melebihi lajur difabel.
"Kami sudah lakukan teguran dan pengarahan pada sejumlah PKL yang berjualan hingga menutup trotoar atas laporan warga," ujar Sadikin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.