Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Tong Sampah DKI Buatan Jerman yang Disorot Publik...

Kompas.com - 04/06/2018, 19:52 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu model tong sampah yang ada di Jakarta menjadi perbincangan di media sosial. Alasannya, tong sampah yang dibeli Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu buatan Jerman.

Model tong sampah tersebut bisa dilihat di beberapa ruas jalan Ibu Kota. Salah satunya, di Jalan Raya Kalibata, dekat Sentra Durian Kalibata.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (4/6/2018) petang, ada enam tong sampah yang ditaruh di trotoar depan sentra durian tersebut.

Dua tong sampah ditaruh berdempetan di ujung trotoar. Empat tong sampah lainnya juga ditaruh berdempetan, berjarak lebih kurang 80 meter dari dua tong sampah sebelumnya.

Baca juga: Respons Gubernur DKI Ketika Ditanya Pengadaan Tong Sampah Miliaran

Tong sampah itu berbahan fiber. Warnanya hijau tua. Ada satu tong sampah yang tutupnya berwarna oranye.

Terdapat tulisan "Dinas Kebersihan TA 2016" di bagian depan tong sampah tersebut. Seluruh tong sampah itu dilengkapi empat roda di bagian bawahnya.

Sementara di bagian samping tampak seperti pegangan. Kondisi tong sampah itu tampak kotor.

Kepala Satuan Pelaksana Dinas LH Kecamatan Pancoran, Suryana, mengatakan, total ada 16 tong sampah buatan Jerman yang ada di Kecamatan Pancoran.

Suryana memaparkan, pengangkutan sampah dari tong tersebut tidak memerlukan tenaga manusia.

Tong sampah buatan Jerman di Jalan Raya Kalibata, Jakarta Selatan. Foto diambil Senin (4/6/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Tong sampah buatan Jerman di Jalan Raya Kalibata, Jakarta Selatan. Foto diambil Senin (4/6/2018).

 

Petugas cukup mendorong tong sampah beroda itu ke truk kompaktor dan mengaitkannya ke kait hidrolik.

Baca juga: Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat Terima 93 Tong Sampah Jerman

Truk kompaktor akan secara otomatis mengangkut tong sampah berkapasitas 660 liter tersebut.

"Tong sampah ini lebih kuat, kemudian mempermudah pengangkutan, tinggal cantolin, diangkut pake kompaktor, langsung tumpah ke bawah (dalam truk)," ujar Suryana, saat dihubungi Kompas.com.

Suryana menyampaikan, 10 tong sampah beroda itu diletakan di beberapa titik. Sementara 6 tong sampah lainnya, merupakan cadangan yang biasanya digunakan saat car free day di Jalan Mampang Prapatan.

Pengangkutan sampah biasanya dilakukan pada malam hari, sekitar pukul 23.00 WIB.

Baca juga: Viral Pengadaan Tong Sampah Jerman Rp 9,6 M, Ini Penjelasan Kadis Lingkungan Hidup DKI

Pengadaan tong sampah yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta ini menjadi viral di media sosial. Sebab, Dinas LH membeli tong sampah buatan Jerman dengan total anggaran Rp 9,6 miliar untuk 2.600 tempat sampah.

Harga satuan tempat sampah tersebut sekitar Rp 3,6 juta. Kepala Dinas LH DKI Jakarta Isnawa Adji mengklaim harga itu lebih murah dibandingkan yang dijual di toko online, yakni Rp 4,4 juta.

Kompas TV Sophia Kardiana dan Ayu Laksmi mendapat medali emas di International Thailand Inventor's Day.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com