Melalui alat-alat ini, Dinas LH sebenarnya ingin melakukan modernisasi. Isnawa mengatakan ke depan dia ingin ada pembenahan sistem pengelolaan sampah di Jakarta.
Selama ini proses pengumpulan sampah dari rumah ke rumah menuju TPST Bantargebang masih tradisional. Petugas mengangkut sampah dengan gerobak kemudian meletakannya ke tempat penampungan sementara (TPS).
Kemudian, truk sampah mengangkut kembali sampah itu dan membawa ke TPST Bantargebang. Menurut Isnawa, proses ini tidak efektif.
"Coba saja hitung berapa kali sampah itu naik turun untuk bongkar muat. Mulai naik ke gerobak dari masing-masing rumah, turun dari gerobak di TPS, lalu naik lagi ke truk sampah dan turun lagi di TPST Bantargebang," ujar Isnawa.
Baca juga: Menengok Tong Sampah DKI Buatan Jerman yang Disorot Publik...
Proses seperti ini akan dipangkas agar efisien. Dinas LH ingin meletakan tempat sampah buatan Jerman itu di permukiman agar warga bisa membuang sampah di tempat sampah itu.
Ketika jadwal pengambilan sampah tiba, petugas tinggal mendorong tempat sampah ini ke arah truk compactor.
"Petugas bisa mendorong bin beroda ini ke lokasi truk compactor dan langsung mengaitkan ke kait hidrolik. Tempat sampah akan terangkat ke dalam truk compactor. Ini persis seperti di negara-negara maju," ujar Isnawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.