Jembatan Semanggi dibangun dengan panjang total 1.509 meter dan lebar 30 meter.
Dani Widiatmoko menyebutkan, Jembatan Sembanggi merupakan jembatan yang cukup canggih di masanya. Dani mengatakan, Jembatan Semanggi pada masanya dibangun dengan menggunakan teknologi beton yang paling update yaitu metode precast.
Beton precast merupakan beton yang telah dicetak dan dibuat terlebih dahulu di pabrik atau tempat khusus.
"Kemudian pada zaman Pak Harto, Simpang Semanggi ini dikembangkan, ada tol dalam kota," ujar Dani pada 21 Februari 2017.
Dengan dibangunnya jembatan itu, kemacetan di Jakarta saat menjadi tuan rumah Asian Games 1962 dapat diuraikan.
Tak Lagi Mampu Urai Kemacetan
Tahun 2016 Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya merilis hasil kajian mengenai kondisi lalu lintas Jembatan Semanggi saat itu.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budianto mengatakan, jumlah kendaraan yang melintasi Jembatan Semanggi per hari ketika itu sekitar 250 ribu kendaraan.
"Terjadinya kemacetan di Jembatan Semanggi, selain akibat tingginya volume lalu lintas yang melintasi, juga disebabkan akibat terlalu pendeknya jarak antar kupingan Semanggi (ramp) yang berkisar antara 175 m hingga 185 m," kata Budiyanto ketika dihububgi, Selasa.
Masih menurut Budiyanto, pendeknya jarak antar kupingan Semanggi itu menyebabkan terjadinya persilangan antara pergerakan kendaraan yang akan masuk ke kupingan dengan pergerakan yang akan keluar dari kupingan, atau dalam istilah teknik lalu lintas dikenal sebagai weaving (jalinan lalu lintas).
Jumlah kendaraan yang saling bersilangan (weaving) ini mencapai sekitar 75 ribu kendaraan/hari atau sekitar 30 persen dari total kendaraan yang melintasi Jembatan Semanggi.
"Akibatnya petugas dari kepolisian seringkali melakukan pembagian pergerakan arus kendaraan yang melewati simpang ini (bergantian) dan bahkan melakukan pengalihan dengan menutup salah satu kupingan Semanggi," ujar dia.
Saat itu Jembatan Semanggi tak lagi mampu mengurai kemacetan seperti beberapa puluh tahun sebelumnya.
"Kelahiran" Simpang Susun Semanggi
Untuk memisahkan arus lalu lintas yang saling bersilangan tersebut, dilakukanlah pembangunan ramp/jembatan baru yang berfungsi sebagai jalur lingkar Semanggi. Pembangunan jalur lingkar Semanggi dilakukan secara berpasangan, yaitu jalur lingkar dari arah Cawang ke Bundaran HI dan jalur lingkar dari arah Grogol ke Blok M.