Pembangunan Simpang Susun Semanggi dimulai pada 8 April 2016. Yang meresmikan awal pembangunannya adalah Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pembangunan simpang susun Semanggi tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan dana kompensasi lantai bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada dengan nilai sekitar Rp 360 miliar. Pengerjaannya dilakukan kontraktor PT Wijaya Karya.
Ahok begitu membanggakan proyek Simpang Susun Semanggi dan menyebutnya sebagai proyek monumental karena dibangun dengan bentang terpanjang di atas jalan Tol Dalam Kota secara full precast melengkung (hiperbolik).
Sekitar satu tahun setelah dimulainya pembangunan, tepatnya pada 25 April 2017, Simpang Susun Semanggi tersambung dan melingkar.
Kemegahan Simpang Susun Semanggi dipercantik dengan lampu-lampu yang dipasang melingkar. Lampu-lampu tersebut mempercantik Simpang Susun Semanggi pada malam hari.
Meski Ahok yang meresmikan awal pembangunam Simpang Susun Semanggi, namun ia tak ikut dalam acara peresmian saat proyek itu selesai dikerjakan. Ahok tersangkut kasus penodaan agama dan harus mendekam di Mako Brimob.
Baca juga: Ahok Dibanjiri Pujian Saat Peresmian Simpang Susun Semanggi
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat-lah yang melihat penyelesaian proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi.
Pada 28 Juli 2017, Djarot membuka uji coba Simpang Susun Semanggi yang sudah selesai dibangun. Simpang Susun Semanggi akhirnya diresmikan pada 17 Agustus 2017 oleh Presiden Joko Widodo.
Mengurangi Kemacetan
Budiyanto mengatakan, dengan terbangunnya dua jalur lingkar di atas Jembatan Semanggi, maka 30 persen kendaraan yang sebelumnya saling bersilangan dapat dipisahkan dan dialihkan melalui jalur lingkar yang dibangun. Ia mengatakan, tingkat kemacetan kawasan Semanggi dapat berkurang hingga 30 persen.
Budiyanto menambahkan, dengan terbangunnya jalur lingkar Semanggi, kupingan lama Semanggi di sisi Hotel Sultan dan sisi Balai Sarbini hanya akan digunakan untuk mengakomodasi pergerakan putar balik kendaraan serta pergerakan bus tingkat.
"Selain itu dari hasil simulasi pemodelan yang telah dilakukan, pengembangan Simpang Susun Semanggi ini dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan rata-rata yang diperlukan dalam melintasi Jembatan Semanggi sebesar 25-50 persen," kata dia.
Sebagai ilustrasi, lanjut dia, waktu tempuh rata-rata yang diperlukan untuk melintasi Jembatan Semanggi pada kondisi exsisting di jam sibuk pagi adalah 6,95 menit.
"Setelah dilakukan pengembangan, maka waktu tempuh rata-rata yang diperlukan hanya sekitar 3,54 menit," sebutnya.