JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, masalah radikalisme bisa diatasi dengan program OK OCE. Menurut dia, salah satu penyebab radikalisme adalah tidaknya ada lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
"Nanti kita akan lihat bagaimana OK OCE menciptakan lapangan pekerjaan, karena itu salah satu yang menjadi isu utama lahan subur untuk radikalisme dan ekstrimisme kalau kita lihat masyarakat tidak mendapatkan lapangan pekerjaan," kata Sandiaga di Jalan Johar, Kamis (7/6/2018).
Menurut Sandiaga, kesenjangan di masyarakat bisa menjadi bibit tumbuhnya radikalisme. Pemprov DKI bisa melakukan pemberdayaan bagi warga melalui OK OCE supaya tidak terjerumus ke paham radikal.
Baca juga: Dewan Masjid Indonesia Belum Dapat Data Masjid di DKI yang Terpapar Radikalisme
Sandiaga lalu menyinggung aktivitas di Masjid Hasyim Asyari saat dia berbuka puasa di sana. Banyak warga yang berjualan di sekitar masjid. Dia mengatakan pengurus masjid juga bisa memberdayakan potensi ini.
"Jadi setiap kegiatan di masjid itu akan mendapatkan kemakmuran, rizki, dan di situ kita harapkan penekanan yang lebih baik untuk membuka lapangan kerja," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengundang 42 tokoh praktisi sosial, budaya, pendidikan, dan agama untuk berdiskusi di Istana Negara. Dalam diskusi itu, Jokowi diberi tahu tentang paham radikalisme di sejumlah masjid di Jakarta.
Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra mengungkapkan, awalnya topik tersebut dicetuskan oleh salah satu tamu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid.
"Mbak Alissa mengatakan, sekitar 40 masjid yang dia survei di Jakarta itu penceramahnya radikal, dia mengajarkan intoleransi dan radikalisme," ujar Azyumardi, usai pertemuan.
Baca juga: Sandiaga: DKI Sudah Punya Data 40 Masjid yang Disusupi Paham Radikal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.