Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rahayu, Pemudik yang Terjebak Macet 9 Jam Jakarta-Cikampek

Kompas.com - 13/06/2018, 11:45 WIB
Stanly Ravel,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Lalu lintas arus mudik H-3 dan H-2 di ruas Tol Jakarta arah Cikampek terus dipadati kendaraan sehingga menimbulkan kemacetan panjang.

Derita kemacetan menuju kampung halaman dialami Rahayu bersama keluarganya. Rahayu yang berencana mudik ke Desa Songbanyu, Gunung Kidul, Yogyakarta, memulai perjalanan dari rumahnya di daerah Rempoa, Jakarta Selatan, pada Selasa (12/6/2018).

Rahayu menceritakan, kepadatan lalu lintas sudah menyambut dari Tol JORR menuju Cikunir untuk masuk ke Cikampek.

"Saya berangkat itu tadi malam (12/6/2018) sekitar pukul 21.30 WIB. Baru sampai JORR sudah padat sekali," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (13/6/2018).

Baca juga: Ini Lima Titik Kepadatan Kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek Rabu Pagi

Rahayu mengatakan,  terjebak di tengah kemacetan membuatnya tidak bisa mencari jalur alternatif.

"Gimana mau cari jalan alternatif, Mas, wong kiri-kanan itu rapet, sama-sama enggak jalan, enggak gerak gitu," ucapnya.

Kondisi tersebut membuat Rahayu dan keluarganya pasrah mengikuti arus kepadatan, mulai dari JORR sampai akhirnya mereda di kawasan Dawuan, Cikarang, Jawa Barat.

Rahayu mengatakan, ia terjebak kemacetan menuju Cikampek selama sekitar 9 jam. Dari rumahnya ke Dawuan normalnya dibutuhkan waktu selama 3-4 jam.

Baca juga: Ini Lima Titik Kepadatan Kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek Rabu Pagi

"Pukul 06.00 WIB itu kami baru tembus Dawuan, biasanya cuma 3-4 jam. Jadi total sekitar 9 jam terjebak. Setelah itu pun, jalan tidak langsung lancar, tetapi masih ada sedikit kepadatan," ujar dia.

Awalnya, ia memprediksi berangkat mudik di H-3 akan lebih lengang mengingat sejak akhir pekan kemarin sudah cukup banyak pemudik yang berangkat.

Kepadatan lalu lintas lebih banyak terjadi akibat menumpuknya kendaraan yang ingin singgah di rest area. Dampaknya membuat penyempitan di ruas lainnya.

Hingga pukul 10.25, ia dan rombongannya masih berada di ruas Tol Cipali.

"Masih di Cipali ini Mas, Km 135. Istirahat sebentar tadi. Sekarang lanjut lagi," ujarnya.

Sementara itu, akun Twitter @TMCPoldaMetro menuliskan, pukul 11.36 situasi arus lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek (Cikunir 5) arah Cikampek masih terpantau padat merayap.

Untuk mencairkan kepadatan, PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek berkoordinasi dengan pihak Kepolisian memperpanjang contraflow dari Km 29 sampai dengan Km 61+500 arah Cikampek pada pukul 06.30 tadi.

 

Kompas TV Di tengah banyaknya pemudik yang menggunakan bus dan kendaraan pribadi untuk mudik, ternyata ada juga pemudik yang memanfaatkan angkot untuk mudik lebaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com