JAKARTA, KOMPAS.com - Dwi Pribadi (47) bekerja sebagai petugas kebersihan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Ia menjalani pekerjaan itu sejak 13 tahun lalu, mulai dari area parkir bus sampai kini bertanggung jawab menjaga kebersiahan terminal keberangkatan antar kota.
Meski biasa melakukannya, tetapi di momen seperti musim mudik Lebaran saat ini, dimana jumlah penumpang di terminal antar kota melonjak drastis, ia agak kewalahan. Apa lagi ia tetap menjalankan ibadah puasa.
"Alhamdulliah dari awal sampai sekarang masih pol puasanya, Mas. Emang lebih berat karena banyak banget manusianya yang mudik, jadi kerjanya kudu (harus) bolak-balik," kata Dwi saat ditemui sedang mengepel ruang tunggu yang disesaki pemudik, Rabu (12/6/2018).
Bila area ruang tunggu bus sedang ramai seperti sekarang ini, ia harus kerja ekstra. Biasanya dalam satu shif ia menyapu dan mengepel tiga sampai empat kali, Kali ini, ia harus menambahnya menjadi lima kali, bahkan tak jarang sampai enam kali putaran.
Baca juga: Porter Terminal Kampung Rambutan Pergoki Seorang Pria yang Coba Buka Tas Penumpang
Lantai baru dibersihkan dan kotor lagi dalam hitungan menit, menurut dia, sudah menjadi hal biasa. Meski terkadang lelah, ia menganggap hal itu sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai petugas kebersihan.
"Jangankan sampai lima menit mas, baru juga dipel, belum satu menit sudah dinjak orang lagi kotor. Yah, mau gimana lagi namanya juga terminal dan sudah jadi tugas saya, yang penting pengunjung nyaman aja," ujar dia.
Ruang tunggu terminal Kampung Rambutan tidak seperti ruang tunggu di bandara yang berpendingin udara. Wajar bila terasa sumpek, karena teriknya matahari dan gas emisi bus.
Dwi mengatakan, berpuasa sambil bekerja memang tidak mudah. Untuk mengatasinya kadang ia mengatur ritme kerja agar tidak terlalu padat.
"Saya dapat shif pagi, dari jam 08.00-14.00 WIB. Paling pagi itu saya nyapu-ngepel keliling, lalu pungut sampah, istrihat. Setengah jam kemudian cek lagi, jadi yah hemat-hemat tenaga aja," kata dia.
Ia mengatakan tidak tidak ada yang spesial pekerjaannya. Namun merasa senang kalo bisa membantu orang.
"Capek pasti, tapi yah dijalani saja. Paling sering itu nemuin KTP orang, entah jatuh entah kecopetan. Jadi saya ambil lalu kasih ke ruang informasi biar diumumin," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.