Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Bus Angkutan Mudik Rela Lebaran Jauh dari Keluarga...

Kompas.com - 13/06/2018, 17:31 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yusuf (30) sudah lima tahun tidak merayakan Lebaran bersama keluaga. Sebagai sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) jurusan Kalideres-Lampung, ia merasakan suasana Lebaran bersama para penumpangnya.

"Ya, mau gimana lagi, namanya cari rezeki. Tapi (keluarga) semua sudah pada tahu," kata Yusuf kepada Kompas.com, di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (13/6/2018).

Pada musim mudik kali ini, ia bekerja pada H-7 dan H+7 Lebaran. Selama bekerja, ia hanya berkomunikasi dengan keluarga melalui sambungan telepon di sela-sela waktu istirahat.

"Telponan aja. Kalau lagi berjam-jam di laut kan agak santai. Nanti abis Lebaran juga ketemu," katanya.

Ia menghabiskan waktu perjalanan sekitar 7 jam untuk tiba di Lampung dengan jalur laut. Di dalam kapal penyeberangan sendiri membutuhkan waktu 2,5 jam.

Baca juga: Cerita Mereka yang Mudik Menggunakan Sepeda, Antara Tantangan dan Hobi

Berbeda dengan Yusuf, Arik (31) yang baru berumah tangga harus memberikan pengertian kepada keluarga dengan risiko pekerjaannya ini. Arik yang baru menikah pada Maret lalu terpaksa meninggalkan istrinya di Jakarta saat bertugas.

"Saya kan baru (nikah) ya. Ya kasih tahu kalau berhari-hari sama lebaran enggak di rumah. Tapi kalau istri ngerti sih. Sudah dari dulu juga tahu, paling (kasih tahu) ke keluarga dia," kata Arik.

Ia bekerja menjadi sopir untuk bus bantuan tambahan tujuan Jogjakarta sejak H-3 lebaran. Selama beberapa jam sekali kerap menerima pesan dari sang istri untuk menanyakan keberadaan dan kondisinya.

Namun, mengingat tugasnya sebagai pengemudi, Arik tidak sempat merespons panggilan istrinya. Ini adalah tahun kedua ia tak berlebaran bersama keluarga karena harus bekerja.

Baca juga: Setiap Hari Saya Buka Internet, tapi Enggak Dapat Tiket Kereta

"Sering nanya 'di mana?'. Ya saya nyetir, kalau lagi santai baru bisa kabarin. Atau lagi di rest area," katanya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas.com pada Rabu, Terminal Kalideres terlihat lebih padat dibanding pekan sebelumnya. 

Penumpukan penumpang terjadi di depan loket agen bus dan titik penjemputan bus. Bus-bus secara cepat bergantian keluar masuk terminal untuk mengangkut penumpang. 

Kompas TV 2 hari menjelang Idul Fitri, Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur masih dipadati calon penumpang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com