JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta warga Jakarta tak memberikan uang kepada manusia gerobak yang kerap muncul saat Idul Fitri.
Sebutan manusia gerobak ditujukan kepada orang yang menggelandang dan menjadikan gerobak dorong sebagai tempat tidurnya atau tempat tinggalnya di Jakarta.
Sebab, ia menyebut, para manusia gerobak memiliki penghasilan belasan juta per pekan dari meminta-minta.
"Jangan kasih kepada manusia gerobak atau pengemis musiman. Karena data dari Kemensos, pengemis musiman dan manusia gerobak yang kita kasih itu selama seminggu itu dapet Rp 15 juta," ujar Sandiaga Uno, di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (14/6/2018).
Baca juga: Warga Diimbau Tak Beri Uang kepada Manusia Gerobak
Ia menyarankan warga menyalurkan bantuannya lewat panti-panti sosial yang dikelola Dinas Sosial DKI Jakarta.
Tak hanya itu, Sandiaga juga mengingatkan warga untuk membayar zakat. Menurut dia, zakat warga dapat disalurkan melalui Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Bazis) DKI Jakarta.
"Jadi, lebih baik disalurkan melalui Bazis. Kita kasihkan juga melalui Pak Kiai. Itu nanti Insya Allah afdal," sebut dia.
Baca juga: Puluhan Gelandangan dan Manusia Gerobak Terjaring Razia Pekat di Jaktim
Permasalahan maraknya manusia gerobak di Ibu Kota menjadi sorotan Sandiaga. Ia sempat mengklaim, fenomena manusia gerobak tidak ada lagi di Jakarta.
Pemerintah daerah, kata dia, telah menampung mereka ke panti sehingga tidak berkeliaran di jalan lagi.
"Sebetulnya di DKI itu sudah enggak ada lagi fenomena ataupun kejadian yang mengakibatkan manusia itu tinggal di gerobak karena semua sudah tertangani. Ada selternya, ada pantinya, makannya, yang kita sediakan," ujar Sandiaga, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (11/5/2018).