JAKARTA, KOMPAS.com - Taufik (39 tahun) bersama kedua temannya mendirikan usaha Bir Pletok Peci Merah pada gelaran Festival Condet 2017 yang digelar Juli 2017. Bir Pletok yang dijajakan Taufik tak seperti bir pletok biasa. Ia mengemasnya sedemikian rupa sehingga tampak menarik.
“Kami punya konsep gimana kami kemas jadi bagus. Kayanya orang lebih tertarik lagi dan lebih lestari lagi minuman ini kan. Soalnya biasanya orang monoton kan, dia cuma taruh dipejengin aja,” kata Taufik saat ditemui dalam acara Festival Betawi di Gedung Smesco, Jakarta, 31 Mei 2018.
Dari segi penyajiannya, Bir Pletok Peci Merah dapat disajikan dingin. Hal itu tentu berbeda dengan bir pletok pada umumnya yang disajikan sebagai minuman hangat.
Baca juga: Bir Pletok, Simbol Kemegahan Perayaan Orang Betawi
Menurut Taufik, Bir Pletok Peci Merah yang disajikan dingin merupakan salah satu inovasi dalam mendekatkan bir pletok ke masyarakat. Sebab, Bir Pletok Peci Merah dijual dalam kegiatan car free day yang digelar saban pekan di Jalan Sudirman-Thamrin.
“Karena kan disesuaikan dengan kondisi, kalau di car free day kan agak-agak olahraga jadi kami sajikan dingin, terus sekali minum sudah segar,” kata Taufik.
Selain di ajang car free day, Taufik menyebut Bir Pletok Peci Merah juga dijajakan di sebuah lapak yang berada di bilangan Condet, Jakarta Timur. Di sana terdapat bir pletok produksi Taufik dan kawan-kawan yang disajikan hangat.
“Kalau malam kan dingin tuh jadi kami sediakan yang panas, ada cup-nya juga, jadi ala ala Starbucks gitu biar gaya lebih kekinian lagi tapi masih dipadu dengan budaya yang masih ada,” kata Taufik.
Selain dalam bentuk gelas berbahan kertas bak Starbucks, Bir Pletok Peci Merah juga dikemas dalam botol-botol plastik supaya mudah ditenteng. Adapun ukuran botol-botolnya terdiri dari 330 ml dan 1 liter. Taufik juga menyediakan bir pletok dalam kemasan galon bervolume 19 liter.
Taufik menyebut, sederet inovasi yang diciptakannya bersama Bir Pletok Peci Merah merupakan upayanya dalam melestarikan kebudayaan Betawi, khususnya di dalam bidang kuliner.
Baca juga: Minum Bir Pletok Sambil Makan Roti, seperti Orang Eropa...
“Kebetulan kan kami juga sebagai anak Betawi, kami bertiga kan anak Betawi semua. Gimana caranya kami melestaeikan budaya nah kami di kulinernya, sebab kayanya bir pletok kan kesannya emang buat orang tua,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.