Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tua Bukan Hanya Taman Fatahillah

Kompas.com - 01/07/2018, 09:19 WIB
Rima Wahyuningrum,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wilayah Kota Tua di Jakarta Barat dan Jakata Utara mencakup lahan seluas 334 hektar. Wilayah itu meliputi kawasan Tamansari, Pinangsia, Glodok, dan Tambora, serta Penjaringan.

Saat mendengar nama Kota Tua, masyarakat umunnya hanya mengenal kawasan Taman Fathillah yang berada di Tamansari. Tempat itu memang menjadi salah satu ikon Jakarta karena pernah menjadi pusat pemerintahan saat Jakarta masih bernama Batavia.

“Zaman kolonial dulu jadi pusat pemerintahan. Ada semacam aura dan kharisma orang yang bikin tertarik dengan wisata Taman Fatahillah. Positifnya sudah cukup terkenal, kalau ke Kota (Kota Tua) ya ke Taman Fatahilah. Negatifnya Kota Tua itu hanya Taman Fatahillah,” kata Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Norviadi Setio Husodo kepada Kompas.com.

Kawasan Kota Tua resmi menjadi warisan sejarah setelah diresmikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin tahun 1972.

Kawasan tersebut adalah daerah perdagangan yang dulu dikenal dengan nama Sunda Kepala. Pada abad ke-12, Sunda Kelapa masih merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran atau yang kini dikenal sebagai Bogor.

Pada masa itu Sunda Kelapa merupakan tempat pertemuan para pedagang mancanegara dari China, India, Arab, dan kemudian Eropa.

Pada masa awal kolonialisme Eropa di Nusantara, Sunda Kelapa diperebutkan oleh Portugis dan Kerajaan Demak. Kerjaan Demak menugaskan Fatahillah untuk mengusir Portugis sekaligus merebut Sunda Kelapa.

Pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) merebut Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa pun diubah menjadi Jayakarta.

Pada masa kolonialisme Belanda, Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau (VOC) merebut Jayakarta dan mengubah namanya menjadi Batavia. Belanda membangun Batavia dan meluaskan wilayahnya di tepi barat dan timur Ciliwung. Belanda juga membangun benteng dan bangunan pemerintahan.

Pradaningrum Mijarto dalam buku Old City Tour: Jakarta menyebutkan Kota Tua sebagai tujuan wisata tertua di Jakarta yang menyimpan catatan masa lalunya.

“Kota Tua sebagai tujuan wisata paling penting di kawasan tertua Jakarta. Ada museum, bangunan tua, tembok kota dan komunitas bersejarah. Semuanya adalah saksi kehidupan kota di abad ke-12,” tulis Pradaningrum.

Warisan sejarah Kota Tua yang tersisa tersebar di sejumah wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara dalam bentuk museum, bangunan tua, tempat ibadah, pelabuhan dan kesenian.

Di kawasan Kota Tua terdapat Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Bahari, Museum Seni dan Keramik, Museum Mandiri dan Museum Bank Indonesia.

Dari semua museum itu, Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah merupakan yang paling populer. Bangunan museum itu berdiri megah di tengah-tengah Taman Fatahillah yang berdiri sejak 1712 sebagai Balai Kota Batavia.

Museum itu berisi bekas ruang-ruang pemerintahan pada masa Belanda dan mebel–mebel tua yang diabadikan dalam lemari, serta penjara bawah tanah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berusaha Tutupi Kandungan Kekasihnya, Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta

Berusaha Tutupi Kandungan Kekasihnya, Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com