Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tua Bukan Hanya Taman Fatahillah

Kompas.com - 01/07/2018, 09:19 WIB
Rima Wahyuningrum,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Museum lain di kawasan itu yang tak kalah menarik adalah Museum Wayang karena sejarah keberadaanya paling tua dibanding bangunan lain di kawasan Taman Fatahillah.

Pemandu Museum Wayang Audi Ayudia mengatakan, tempat itu awalnya sebuah gereja dan baru diresmikan sebagai museum pada 1975 oleh Gubernur Ali Sadikin.

“Jadi ini awalnya dibangun gereja, ini duluan 1600-an, Museum Sejarah baru dibangun 1700-an dan Museum Seni dan Keramik yang dulunya gedung pengadilan tahun 1870. Ini lebih tua dibanding tiga (gedung) yang ada di sini,” kata Audi.

Sejumlah museum lainnya di Kota Tua berada di luar Taman Fatahillah, seperti Museum Seni dan Keramik, Museum Bank Indonesia, dan Museum Mandiri. 

Tak hanya museum

Kepala UPK Kota Tua Norviadi menyebutkan, kawasan Kota Tua tak hanya berpusat di Taman Fatahillah dan museum saja. Masih banyak tempat lain yang jarang diketahui sebagai bagian dari Kota Tua.

“Kota Tua akan diubah image-nya. Orang-orang tahunya ke Kota Tua hanya Taman Fathahillah, padahal tidak. Kita juga punya (kawasan) pecinan, kayak Malaysia atau Singapura,” kata Norviadi.

Kawasan pecinan di Kota Tua berpusat di kawasan Glodok. Tempat itu menyimpan sejarah pertokoan etnis tionghoa. Di sana ada pula sejumlah tempat ibadah, antara lain Vihara Dharma Bhakti yang merupakan vihara tertua di Jakarta dan Vihara Dharma Jaya.

Selain itu ada masjid-masjid tua seperti Masjid Luar Batang, Masjid An–Nawier dan Masjid Langgar Tinggi.

Selain tempat ibadah dan pertokoan, ada juga gedung-gedung tua bersejarah seperti Toko Merah, Cafe Batavia, Menara Syahbandar, Pos Indonesia, Stasiun Jakarta Kota, dan Jembatan Kota Intan.

Pelabuhan Sunda Kelapa yang terletak di Penjaringan, Jakarta Utara tak kalah menarik. Pada masanya, pelabuhan itu merupakan tempat berlabuh kapal-kapal asing untuk melakukan perdagangan.

Mereka datang dari China, Jepang, India, dan Timur Tengah dengan membawa sejumlah barang dagangan seperti porselen, kain, kopi, dan rempah-rempah. Tempat tersebut juga menjadi pasar ikan terbesar pada abad ke-20.

“Sejarah mencatat bahwa pelabuhan itu didirikan pada masa Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-12, meskipun dianggap telah ada sejak abad ke-5. Sunda Kelapa tidak pernah berhenti. Ini terus menjadi pelabuhan yang sibuk sampai waktu kolonial,“ tulis Pradaningrum Mijarto dalam buku Old City Tour: Jakarta.

Saat ini, aktivitas perdagangan mulai berbeda yaitu dijadikan tempat bongkar muat barang dari sejumlah kawasan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com