Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Kesal Disebut ke Amerika Hanya Habiskan Anggaran

Kompas.com - 03/07/2018, 06:38 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno membagi cerita kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu kepada wartawan pada Senin (2/7/2018) kemarin. Dia mendapat pertanyaan mengenai alasannya memilih Amerika sebagai negara yang dikunjungi.

Kenapa tidak ke tempat lain yang punya tipikal sama dengan Jakarta, tetapi sedikit lebih maju.

"Kami mau benchmark Jakarta ke metropolis yang akan jauh lebih bagus. Ya harus dengan metropolis yang lebih bagus," ujar Sandiaga.

Baca juga: Gembong Nilai Kunjungan Sandiaga ke Amerika Tak Diperlukan

"Kalau kami ke Bangkok atau ke Delhi, tidak akan ada lompatan, tidak akan ada quantum leap, tidak dapat teknologi digital yang terkini, tidak dapat center of excellence seperti di MIT (Massachusetts Institute of Technology), tidak dapat Jakarta yang berketahanan seperti di Northeastern," tambah dia.

Sandiaga menegaskan, Jakarta ingin mencontoh negara yang maju.

Dia kemudian dimintai tanggapannya atas banyak penilaian bahwa kepergiannya ke AS hanya menghabiskan anggaran.

Sandiaga tampak keki atau kesal. Dia membahas masalah itu panjang lebar. Dia ingin meluruskan pandangan itu, yang menurut dia salah.

Baca juga: Bertolak ke AS, Sandiaga Uno Akan Tinjau Teknologi Atasi Kemacetan

"Kami punya judgement sendiri buat memutuskan right or not to make a visit. Kami kan mikir bahwa dikasih mandat oleh rakyat. Kalau misalnya (kunjungan) ini tidak diperbolehkan, ya jangan dibikin nomenklatur kunjungan," kata dia.

Sandiaga mengatakan, kunjungan ke luar negeri adalah hal wajar. Itu sebabnya biaya kunjungan itu dianggarkan dalam APBD DKI Jakarta.

Jakarta absen di kancah dunia

Sandiaga mengungkapkan,  Jakarta sempat menghilang di kancah internasional. Kata dia, Jakarta has been missing.

Hal ini pernah juga dia bicarakan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Pak Anies juga sampaikan waktu dia pulang dari Istanbul (dan) Maroko, bahwa Jakarta itu Ibu Kota demokrasi ketiga terbesar di dunia. Ibu Kota dari negara keempat terbesar di dunia setelah China, India, Amerika, baru Indonesia. Tapi kami tuh tidak present gitu di luar negeri," ujar Sandiaga.

"Di luar negeri itu Jakarta itu tidak muncul gitu loh. Tidak menjadi buah bibir dari orang-orang. Karena kita sendiri tidak mau tampil," tambah dia.

Bahkan, kata dia, belum banyak yang tahu bahwa Asian Games akan digelar di Jakarta.

Sekarang Anies dan Sandiaga sering melakukan kunjungan ke luar negeri. Masyarakat luar mulai melihat bagaimana Jakarta sebenarnya.

Sandiaga melihat kunjungan-kunjungan ke luar negeri adalah hal yang baik. Jakarta tidak boleh menutup diri dari dunia internasional.

"Kami harus membuka diri. Kami harus lakukan pendekatan-pendekatan dan bagaimana kami mengajak, tapi juga investor berbisnis di Jakarta," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com