Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Terancam Krisis Lahan Makam 1,5 Tahun Lagi

Kompas.com - 10/07/2018, 11:05 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, memprediksi, Jakarta terancam krisis lahan makam 1,5 tahun lagi atau pada 2019.
  
Hal tersebut bukan tanpa alasan. Nirwono mengungkapkan, lebih kurang 100 jenazah dimakamkan di Jakarta setiap harinya.

Satu petak makam membutuhkan lahan seluas 5,5 meter persegi. Rinciannya, 1,5 meter x 2,5 meter (3,75 meter persegi) untuk petak makam, sisanya untuk keperluan sarana prasarana seperti jalan di kiri dan kanannya.

Dengan pelayanan makam untuk 100 jenazah per hari dan luas tiap petak makam 5,5 meter persegi, maka luas lahan makam yang dibutuhkan dalam satu tahun atau 365 hari yakni 200.750 meter persegi atau 20,075 hektar.

Baca juga: Lahan Makam di TPU Tanah Kusir Ditambah

"Lahan makam yang dibutuhkan itu bisa mencapai 20 hektar per tahun, sementara lahan yang sudah siap pakai itu 31,4 hektar. Berarti, 31,4 hektar dibagi 20 hektar, cuma 1,5 tahun lagi sudah akan krisis," ujar Nirwono, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Data terakhir yang dimiliki Nirwono, lahan pemakaman yang sudah dibebaskan Dinas Kehutanan DKI Jakarta sebanyak 598,5 hektar.

Dari luas tersebut, 385,5 hektar sudah dipakai, 31,4 hektar siap pakai, dan sisanya belum siap pakai.

Data kebutuhan lahan makam di DKI Jakarta.DOK. DINAS KEHUTANAN DKI JAKARTA Data kebutuhan lahan makam di DKI Jakarta.

Lahan belum siap pakai adalah lahan yang sudah dibebaskan, namun masih perlu pematangan, salah satunya dengan diuruk.

Sebab, lahan yang dibebaskan untuk lahan makam biasanya berupa rawa-rawa, berair, bekas sawah, banyak ditumbuhi tumbuhan liar, dan lainnya.

Data Dinas Kehutanan DKI

Kepala Seksi Pelayanan dan Perpetakan Makam Dinas Kehutanan DKI Jakarta Ricky Putra menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta sejak era Gubernur DKI Ali Sadikin menargetkan ada 794,83 hektar lahan makam di Jakarta hingga 2035.

Dari target itu, Dinas Kehutanan DKI sudah membebaskan 611,59 hektar lahan hingga akhir 2017. Berarti ada 183,24 hektar yang belum dibebaskan.

Baca juga: Kini, Warga Jakarta Bisa Cek Lahan Makam secara Online

Dari 611,59 hektar lahan makam yang sudah dibebaskan, 60 persen di antaranya atau 365,13 hektar sudah dipakai.

Sementara itu, lahan yang siap pakai seluas 38,3 hektar dan sisanya, 208,16 hektar, belum siap pakai.

Data lahan pemakaman di DKI Jakarta dan targetnya.DOK. DINAS KEHUTANAN DKI JAKARTA Data lahan pemakaman di DKI Jakarta dan targetnya.

Dengan data tersebut, Ricky mengamini ucapan Nirwono. Dia mengakui, lahan makam seluas 38,3 hektar bisa habis pada 2019, mengingat kebutuhan sekitar 100 petak makam setiap harinya.

"Memang kalau ketersediaan seperti itu, bisa bertahan sampai 2019 yang 38,3 hektarnya itu, kalau benar-benar dipakai," kata Ricky, Jumat (29/6/2018).

Baca juga: Warga Keluhkan Patungan Uang untuk Lahan Makam Saat Ramadhan

Ricky mengatakan, lahan yang siap pakai itu rata-rata berada di pinggiran Jakarta, seperti di TPU Pondok Ranggon, TPU Tegal Alur, dan TPU Kampung Kandang.

Namun, kebanyakan warga hanya berminat menguburkan kerabat mereka yang meninggal dunia di TPU yang lokasinya strategis, seperti di TPU Karet Bivak, TPU Menteng Pulo, TPU Pondok Kelapa, dan TPU Utan Kayu.

"Di pinggir-pinggir (Jakarta), Pondok Ranggon, Tegal Alur, itu masih ada lahan-lahan tersedia untuk (jenazah) dikuburkan, tapi kan mereka mikirnya kejauhan," ucap Ricky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com