Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluasan Ganjil Genap Turunkan Polusi Udara Jakarta

Kompas.com - 11/07/2018, 08:42 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Uji coba perluasan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan pelat nomor ganjil dan genap berhasil menurunkan polusi udara di Jakarta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, perluasan sistem ganjil genap efektif memperbaiki kualitas udara Ibu Kota dalam rangka menyambut Asian Games 2018.

Berdasarkan pantauan dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup, kata Isnawa, telah terjadi penurunan konsentrasi gas CO, NO, dan HC selama uji coba perluasan sistem ganjil genap.

"Polutan jenis ini bersumber dari kendaraan bermotor," ujar Isnawa melalui keterangan tertulis, Selasa (10/7/2018) malam.

Baca juga: Hampir Semua Pohon di Eropa Malnutrisi karena Polusi Udara

Isnawa menjelaskan, hasil pantauan kualitas udara di Stasiun DKI 1 Bundaran Hotel Indonesia menunjukkan konsentrasi CO menurun 1,7 persen, konsentrasi NO turun 14,7 persen, dan konsentrasi HC turun 1,37 persen.

Kemudian, hasil pantauan di Stasiun DKI 2 Kelapa Gading menunjukkan adanya penurunan konsentrasi CO sebesar 1,15 persen, kosentrasi NO turun 7,03 persen, dan NO2 turun sebesar 2,01 persen.

Sementara itu, konsentrasi CO terpantau menurun 1,12 persen dan NO sebesar 7,46 persen di Stasiun DKI 4 Lubang Buaya.

"Secara umum, sebenarnya semua parameter kualitas udara Jakarta masih di bawah baku mutu. Terlebih lagi dengan penerapan ganjil genap ini, polutan-polutan yang bersumber dari kendaraan bermotor semakin berkurang," kata Isnawa.

Baca juga: Ini Evaluasi Perluasan Ganjil-Genap Setelah Sepekan Diuji Coba

Meskipun demikian, Isnawa menyebut parameter kualitas udara PM-10, yaitu partikel udara atau debu yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron, masih sedikit tinggi. Polusi ini bersumber dari proyek pembangunan MRT, LRT, dan penataan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin.

"Proyek-proyek ini dipastikan selesai atau dihentikan sementara saat Asian Games, sehingga dapat dipastikan tidak akan menjadi masalah," ucapnya.

Isnawa mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum. Dengan demikian, kepadatan kendaraan akan berkurang dan kualitas udara di Jakarta akan membaik.

Terciptanya udara yang bersih merupakan salah satu parameter keberhasilan penyelenggaraan Asian Games mendatang.

Adapun perluasan ganjil mulai diuji coba sejak 2 Juli. Kawasan perluasan ganjil genap ini meliputi:

1. Jalan S Parman-Gatot Subroto-MT Haryono-DI Panjaitan-Ahmad Yani-hingga Simpang Coca Cola atau Perintis Kemerdekaan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

2. Jalan Arteri Pondok Indah atau di ruas jalan Simpang Kartini sampai Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

3. Sepanjang Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

4. Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com