Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambangi Polda Metro, Adik Herman Herry Jelaskan Kronologi Perkelahian di Pondok Indah

Kompas.com - 11/07/2018, 21:38 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yudi Adranacus, adik anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Herman Hery menyambangi Polda Metro Jaya, Rabu (11/7/2018).

Ia datang sebagai saksi sopir pribadinya, Pardan dalam kasus dugaan pengeroyokan di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan pada 10 Juni lalu.

Didampingi kuasa hukumnya, Ardy Mbalembout, Yudi menjelaskan kronologi keributan tersebut menurut versinya kepada penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

"Jadi pada saat itu hanya ada saya dan sopir saya (Pardan) mobil Rolls Royce bernopol B-88-NTT itu," ujar Yudi di Mapolda Metro Jaya, Rabu.

Baca juga: Diperiksa Polisi, Ronny Mengaku Dikeroyok Anggota DPR Herman Hery

Ia mengatakan, saat itu arus lalu lintas di Jalan Arteri Pondok Indah sangat padat karena menjelang hari raya Idul Fitri.

Karena melihat kondisi lalu lintas yang padat, lanjutnya, Pardan memutuskan untuk melalui busway untuk mempercepat laju kendaraan.

Menurut Yudi, Pardan memutuskan melalui busway karena melihat mobil di depannya yang kemudian diketahui merupakan mobil milik Ronny Yuniarto Kosasih sudah melalaui busway terlebih dahulu.

"Saat itu saya melihat ada beberapa polisi lalu lintas menghentikan mobil di depan kami. Seorang pria (Ronny) keluar dan terlihat berdialog dengan polisi. Saya tidak tau apa yang mereka bicarakan, tapi tampaknya polisi itu akan menilang pria itu. Saya tidak begitu memperhatikan karena itu bukan urusan saya," papar Yudi.

Menurutnya, tiba-tiba Ronny menghampiri mobilnya dan menggebrak bagian depan mobil. Hal ini membuat Yudi terpancing untuk keluar dari mobil.

Baca juga: Saling Lapor Ronny dan Sopir Adik Anggota DPR Herman Hery...

"Waktu saya keluar dia mencoba memukul saya, saya tidak kena pukulan tapi terjatuh tapi menghindari pukulan. Sopir saya keluar dari mobil untuk melerai tapi malah dipukul duluan oleh dia dan terjadi perkelaihan. Di situ ada polisi dan warga sudah ramai," kata dia.

Setelah berhasil dilerai, Yudi mengaku bergegas meninggalkan lokasi atas permintaan polisi. Ia kemudian mencari rumah sakit untuk mengobati luka Pardan.

"Jadi yang di dalam mobil itu hanya saya dan Pardan. Tidak ada Herman Hery. Saya kira tuduhan ini tidak benar," sebutnya.

Kesaksian berbeda dilontarkan Ronny, pria yang juga melaporkan kasus dugaan pengeroyokan kepada polisi.

Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui kronologi sebenarnya dari kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com