Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsorsium Kota Tua Tak Bisa Berikan Lahan untuk Menampung PKL Liar

Kompas.com - 16/07/2018, 18:38 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Operasional PT Pembangunan Kota Tua Jakarta atau Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) Yayat Sujatna mengatakan, pihaknya tidak dapat menyediakan penambahan lahan untuk menampung pedagang kaki lima (PKL) Kota Tua. 

Menurut dia, penambahan lahan itu merupakan kewenangan Pemprov DKI Jakarta. 

"Sebenarnya itu domainnya Pemerintah Provinsi DKI, Mbak," ujar Yayat kepada Kompas.com, Senin (16/7/2018).

Baca juga: PKL Liar di Kota Tua Mesti Segera Dicarikan Tempat Penampungan

Pihaknya hanya bisa mendukung pembinaan PKL yang dilakukan Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat.

"Kami selaku swasta bisa mendorong daya tarik PKL untuk berjualan di Taman Kota Intan, misalnya menyediakan hiburan sehingga masyarakat tidak jenuh," katanya. 

Pihaknya siap mendukung para PKL yang ingin naik kelas menjadi pedagang UMKM. 

Baca juga: Sebuah Bangunan di Kota Tua Roboh karena Faktor Usia dan Tak Terawat

Ia mengatakan, pihaknya sudah membuka tempat pemasaran di Gedung Cipta Niaga. Itu merupakan salah satu cara pihak swasta mendukung PKL yang mau naik kelas menjadi pelaku UMKM.

"Tentunya mereka sudah didorong untuk lebih meningkatkan kualitas barang dagangan dan mental dagangnya pun harus sudah berbeda," ujar Yayat.

Sebelumnya Kasatpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat menyatakan, permasalahan PKL liar di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, harus segera diselesaikan Suku Dinas KUMKMP Jakarta Barat dan PT Pembangunan Kota Tua Jakarta dengan segera mencarikan lokasi yang tepat untuk menampung para PKL.

Baca juga: 13 Mesin Parkir Meter Akan Dipasang di Kali Besar Kota Tua

"Seharusnya jemput bola untuk mencari lokasi. Kalau hanya mengandalkan Satpol PP, tetapi solusinya enggak ketemu, kan, sama saja enggak terselesaikan," ujar Tamo.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (16/7/2018), masih banyak PKL yang berjualan di depan Museum Mandiri.

Para petugas Satpol PP telah berusaha menertibkan para PKL tersebut. Namun mereka kembali berjualan saat para Satpol PP pergi.

Baca juga: Pengelola Kota Tua Kaji Izin Parkir di Sekitar Kali Besar

Tamo menjelaskan, fenomena tersebut disebabkan banyaknya PKL yang masih belum tertampung di lokasi binaan di Taman Kota Intan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com