Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pengemudi Ojek "Online" Parkir di Trotoar Jalan Sunda

Kompas.com - 18/07/2018, 16:43 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belasan sepeda motor parkir sembarangan di trotoar yang berada di Jalan Sunda, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2018).

Pantauan Kompas.com di lokasi, belasan motor yang diparkir memakan sebagian badan trotoar. Sejumlah pejalan kaki harus mengalah dan memilih ruas jalan lain untuk melintas.

Mayoritas kendaraan yang parkir merupakan pengemudi ojek online. Ada 5 pengemudi ojek online yang asyik duduk di bawah pohon yang berada di trotoar. Sedangkan motor milik mereka diparkir hanya berjarak 1 meter dari lokasi mereka duduk.

Salah satu pengendara ojek online, Billy mengatakan, ia menyadari jika parkir di trotoar menyalahi aturan. Billy mengaku parkir di trotoar karena terpaksa. Menurutnya, di parkiran resmi akan banyak mengeluarkan biaya. Selain itu terkait efisiensi waktu.

"Ya tahu salah, tapi kalau harus bolak balik juga kan biayanya berapa, dapat dari ojek berapa. Belum lagi penumpang ngeluh kalau lama sampainya," ujar Billy kepada Kompas.com.

Baca juga: Mobil Pelat Merah Ini Parkir Sembarangan di Trotoar Jalan Sunda Jakpus

Billy mengatakan, memarkirkan kendaraan di trotoar atau di lokasi yang dekat dengan lokasi istirahat, akan lebih memudahkan jika mendapatkan orderan.

Belasan sepeda motor parkir sembarangan di trotoar yang berada di Jalan Sunda, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2018). Pantauan Kompas.com di lokasi, belasan motor yang diparkir memakan sebagian trotoar. Sejumlah pejalan kaki tampak harus mengalah dan memilih ruas jalan lain untuk melintas.KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Belasan sepeda motor parkir sembarangan di trotoar yang berada di Jalan Sunda, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2018). Pantauan Kompas.com di lokasi, belasan motor yang diparkir memakan sebagian trotoar. Sejumlah pejalan kaki tampak harus mengalah dan memilih ruas jalan lain untuk melintas.

Hal senada disampaikan pengemudi ojek online lainnya, Imam. Ia mengatakan, memilih memarkirkan kendaraan di trotoar karena tak ingin membuang biaya parkir.

Selain itu, parkir di trotoar, kata Imam tidak seharian. Dia dan pengendara ojek lainnya hanya parkir sekitar 5 hingga 10 menit untuk sekedar istirahat.

Imam mengatakan, parkir di trotoar juga karena tidak tersedianya kantung-kantung parkir yang khusus diperuntukan bagi ojek online.

Imam dan pengemudi lainnya tidak keberatan dipindahkan dari lokasi tersebut asal disediakan tempat parkir yang strategis dan terjangkau.

Baca juga: Sandiaga Janji, 22 Juli Jalan Sudirman-Thamrin Mulus, 31 Juli Trotoar Rapi

Imam mengaku tidak pernah mendapat keluhan dari masyarakat. Adapun parkir motor di lokasi tersebut, kata Imam dilakukan dengan rapi. Sedangkan petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta disebut tidak pernah melakukan penindakan di lokasi tersebut.

"Pemerintah harusnya kasih tempat-tempat parkir lah. Kami juga kalau ada tempat parkir (lokasi gratis) enggak mungkin di sini. Kalau Dishub juga seingat saya enggak pernah lagi operasi," ujar Billi.

Salah satu petugas keamanan salah satu gedung di sekitar Jalan Sudan berinisial HJ mengatakan telah beberapa kali mengingatkan para pengemudi ojek online untuk tidak parkir di trotoar yang berada di depan gedung perbelanjaan tempat dia bekerja. Namun, imbauan tersebut tidak diindahkan.

"Saya sudah kasih tahu tapi ya begitu masih ada yang parkir. Jadinya enggak enak kalau diingatkan lagi kan. Setelah itu saya enggak bilang lagi, ya dari pada saya dikeroyok nanti. Kan sama-sama cari makan," ujar HJ.

Trotoar Jalan Sunda di Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018) tampak seperti tempat parkir sepeda motor. Para pejalan kaki justru kesulitan melintas di jalan itu. KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Trotoar Jalan Sunda di Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018) tampak seperti tempat parkir sepeda motor. Para pejalan kaki justru kesulitan melintas di jalan itu.

Salah satu pejalan kaki, Hasni mengatakan keberatan dengan sejumlah kendaraan yang parkir di lokasi tersebut. Selain menganggu saat melintas, motor-motor yang parkir tersebut membuat trotoar kian semrawut.

"Kalau bisa jangan parkir di sini lah, itu kan parkiran Sarinah ada," ujar Hasni.

Pendapat lain disampaikan pejalan kaki lainnya, Zeze. Zeze menilai tidak mempermasalahkan parkir oleh pengemudi ojek online asal tidak menutup seluruh badan jalan.

"Ya mereka juga kan cari uang, kalau parkir lagi kan sulit keluarnya terus bayar lagi sedangkan penghasilan mereka berapa," ujar Zeze.

Baca juga: Cek Pekerjaan Trotoar, Basuki Jalan Kaki 3 Kilometer

Pada Selasa (10/7/2018) lalu, Kompas.com juga sempat melakukan peliputan di Jalan Sunda. Saat itu, selain motor, ada dua unit mobil Hiace berpelat merah yang parkir di lokasi tersebut. Mobil Hiace tersebut bertulis "Badan Pengawas Tenaga Nuklir".

Terkait pemberitaan itu, pihak Bapeten mengirimkan surat elektronik kepada Kompas.com yang isinya meminta maaf kepada masyarakat atas kelalaian tersebut.

"BAPETEN menyampaikan terima kasih atas kepedulian Kompas.com dan masyarakat dalam mengingatkan kami atas kelalaian tersebut. Kami memohon maaf dan hal ini menjadi koreksi untuk pembenahan internal, sehingga diharapkan ke depan kejadian serupa tidak terulang kembali," tulis Bapeten melalui surat elektronik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com