Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Marunda: Sudah Ada "Busway", Angkot, Jadi Enggak Perlu "Waterway"

Kompas.com - 19/07/2018, 16:58 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketiadaan moda transportasi waterway di Rusun Marunda yang disebut telah lama tak beroperasi dianggap tak begitu berpengaruh bagi warga setempat.

Sejumlah warga di sana mengatakan, transprotasi mereka kini sudah tergantikan dengan adanya bus transjakarta dan kendaraan pribadi.

Selain itu, warga mengungkapkan, saat masih eksis, jumlah penumpang kapal waterway itu pun tak begitu banyak.

"Kemarin-kemarinnya juga sudah sepi kapalnya, kan sekarang sudah ada busway. Yang punya mobil sama motor di sini juga sudah banyak," kata Fitri, seorang warga rusun, Kamis (19/7/2018).

Baca juga: Warga: Setelah Pak Ahok Diganti Sudah Enggak Ada Waterway

Fitri menilai, warga setempat tidak begitu tertarik dengan angkutan waterway karena tidak efektif, serta munculnya alternatif-alternatif lain untuk kebutuhan mobilitas mereka.

"Kalau warga sekarang sih sukanya ya pakai busway, kalau yang punya kendaraan sendiri ya pakai kendaraannya. Kan lebih fleksibel juga, enggak usah nunggu lama-lama," kata dia.

Rusun Marunda kini telah dilengkapi dengan bus transjakarta rute Rusun Marunda-Tanjung Priok dan Rusun Marunda-Rusun Waduk Pluit.

Kamis (19/5/2016), waterway Marunda tidak banyak berubah sejak diresmikan pada 2013 lalu, yaitu pada era pemerintahan Gubernur Joko WidodoKompas.com/David Oliver Purba Kamis (19/5/2016), waterway Marunda tidak banyak berubah sejak diresmikan pada 2013 lalu, yaitu pada era pemerintahan Gubernur Joko Widodo

Nia, warga Rusun Marunda lainnya, juga tidak mempermasalahkan ketiadaan waterway. Ia menyebut, kini sudah ada pilihan transportasi lain yang bisa digunakan warga.

"Kalau saya lihat-lihat juga penumpangnya enggak banyak, paling yang mau ke Muara Baru saja, itu pun dulu pas masih jalan. Kalau sekarang mah sudah ada busway, angkot juga ada. Jadi, ya enggak perlu juga sih waterway-nya," kata Nia.

Baca juga: Menjajal Waterway Khusus Warga Rusun Marunda

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Marunda Yasin Pasaribu mengatakan, moda transportasi waterway telah dihentikan operasinya sejak sebelum Januari 2017.

"Sudah tidak beroperasi lagi, sudah tidak. Saya enggak tahu mulai kapan berhenti beroperasi. Saya datang Januari 2017 itu sudah tidak beroperasi," kata Yasin, saat dihubungi Kompas.com.

Pantauan Kompas.com, area yang dulunya menjadi tempat dermaga area terapung untuk waterway, tengah dibangun proyek dermaga berukuran besar. Pintu masuk menuju area itu pun terkunci.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com