Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anies Kritik Pemerintahan Terdahulu dan Media soal Kali Item

Kompas.com - 25/07/2018, 09:52 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Buruknya kondisi Kali Sentiong atau Kali Item di Kemayoran, Jakarta Pusat, membuat heboh publik beberapa waktu terakhir. Kali itu mengalir persis di samping Wisma Atlet, tempat para alet Asian Games dari berbagai negara akan menginap pada pertengahan Agustus hingga awal September mendatang.

Kondisi kali itu dinilai sudah tak tertolong dengan bau busuk yang menyeruak dan warna air yang hitam sementara penyelenggaran Asian Games sudah di depan mata. Karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutupi bagian kali di belakang Wisma Atlet Kemayoran dengan waring atau kain hitam.

Langkah itu menuai kritik hingga cemoohan.

Baca juga: Anggaran Setengah Miliar untuk Meredam Bau Menyengat Kali Item...

Ketika meninjau kali itu Sabtu (21/7/2018) lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan langkah itu terpaksa diambilnya demi mencegah para atlet Asian Games yang akan menginap di situ terganggu dengan bau kali tersebut.

Anies mengatakan tak banyak yang bisa dilakukannya sebab dining hall atau ruang makan atlet sudah ditetapkan di sebelah aliran Kali Item.

"Jadi ketika desain ini dirancang, tempat makan atlet berada di samping sungai. Jadi sekarang kami yang harus menata supaya tidak terlalu kuat aromanya," kata Anies di Kemayoran, Sabtu itu.

Menurut Anies, Kali Item sudah menahun kondisinya. Ia mengkritik pemerintahan-pemerintahan sebelumnya yang membiarkan kondisi sehingga kini ia harus membereskannya.

"Problem ini bukan problem yang munculnya bulan lalu. Ini adalah masalah yang sudah menahun dan di masa-masa lalu tidak diselesaikan. Jadi, kami terima warisan masalah ini," kata Anies di Taman Margasatwa Ragunan, Selasa kemarin.

"Kenyataannya ada kali yang hitam, kotor, bau. Itu kenyataan yang kami terima, bukan kami yang membuat. Itu ada di situ. Jadi, kalau dulu sudah dibersihkan, ya kami enggak nerima masalah ini. Tapi sekarang masih ada," ujar dia.

Kritik Media

Selain mengkritik pemerintahan sebelumnya, Anies juga mengkritik media massa nasional yang memberitakan soal Kali Item. Kritik itu disampaikannya ketika ia dimintai tanggapannya soal pemberitaan di media asing tentang kondisi Kali Item yang dikaitkan dengan persiapan Asian Games 2018.

"Tentu (Kali Item diberitakan media asing) karena diberitakan oleh media nasional. Jadi, media internasional itu hanya mengambil dari media lokal," kata Anies.

Salah satu media asing yang menyoroti Kali Item yakni Channel News Asia. Media tersebut membuat berita mengenai Kali Item dengan judul Jakarta covers up 'stinky, toxic' river near Asian Games village.

Baca juga: Anies: Jika yang Kelola Jakarta Dulu Memperhatikan, Kita Enggak Punya Warisan Kali Item

Anies menyampaikan, media nasional punya pilihan untuk memberitakan sisi apa pun soal Asian Games dan Indonesia. Pilihan media-media nasional, kata Anies, akan diikuti media asing.

"Bila teman-teman (media nasional) mengambil sisi suram, maka itulah yang akan diikuti, diambil oleh media internasional juga. Bila media lokal ambil sisi cerah, itu pula yang akan diambil," kata dia.

Anies berharap media nasional memberitakan hal positif tentang Indonesia menjelang Asian Games hingga perhelatan itu berlangsung.

"Karena itu, kita kerja sama-sama nih. Kita mau tunjukkan sisi mana," ucap Anies.

"Kalau saya, mari kita tunjukkan Indonesia yang positif, Indonesia yang baik," tambah dia.

Sejumlah langkah telah dilakukan Pemprov DKI untuk mengatasi bau menyengat Kali Item. Setelah mencoba memasang pagar tanaman untuk menghalau bau, Dinas Sumber Daya Air kemudian memasang teknologi nano bubble untuk menjernihkan airnya.

Langkah terbaru adalah Pemprov DKI memasang waring di aliran dekat dining hall Wisma Atlet untuk mencegah penguapan air kali itu. Waring hitam ini nantinya akan ditimpa dengan tanaman dan lampu-lampu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com