Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasukan Oranye di Balik Warna-warni Mural Asian Games...

Kompas.com - 26/07/2018, 05:00 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB, Rabu (25/7/2018). Enam orang berseragam oranye tampak sibuk bekerja di sekitar perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.

Ada yang mengecat, ada pula yang membuat sketsa gambar di dinding glassfiber reinforced cement (GRC). Mereka seolah tak menghiraukan matahari yang sedang terik-teriknya.

Saat itu, mereka baru selesai membersihkan coretan-coretan vandalisme yang mengotori mural bertema Asian Games karya mereka.

Keenam orang itu tak lain adalah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, atau yang dikenal sebagai pasukan oranye.

Setyo cs mulai menggambar mural Asian Games 2018 sejak Jumat (20/7/2018). Mereka pertama kali menggambar mural di perempatan Lebak Bulus.

Selesai itu, pekerjaan serupa dilakukan di perempatan Pondok Indah Mall, Senin (23/7/2017). Belum rampung pengerjaan mural di kawasan Pondok Indah, Setyo mendapat kabar mural karya mereka dicorat-coret, Rabu dini hari, sekitar pukul 02.15 WIB.

Setyo langsung bergegas, hendak menghalangi aksi vandalisme itu. Namun, pelaku vandalisme sudah pergi, meninggalkan banyak coretan menggunakan piloks dan kapur tulis.

Ada tulisan "F**k You Public Enemy", "You Buff, I Buff", dan tulisan-tulisan kecil lainnya.

"Kemarin baru pengerjaan hari kedua di sini. Jam 02.15 dapat kabar dicorat-coret, saya langsung ke sini. Pas disamperin, orangnya sudah enggak ada," ujar Setyo, saat berbincang dengan Kompas.com.

Keenam pasukan oranye itu bertindak cepat. Pagi harinya, mulai pukul 07.00 WIB, mereka membersihkan coretan-coretan vandalisme itu dengan mengecatnya.

Mereka kemudian melanjutkan menggambar mural di kawasan Pondok Indah tersebut. Obyek yang digambar yakni maskot Asian Games Bhin Bhin, logo Asian Games, ikon-ikon cabang olahraga yang dipertandingkan, tugu Monas, hingga peralatan bermain bulutangkis.

Tak hanya di Pondok Indah, mural di Lebak Bulus juga rupanya dicorat-coret. Namun, mural di sana belum dibersihkan karena akan dijadikan bukti laporan polisi terkait aksi vandalisme.

Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) atau pasukan oranye Kelurahan Pondok Pinang menggambar mural Asian Games 2018 di perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) atau pasukan oranye Kelurahan Pondok Pinang menggambar mural Asian Games 2018 di perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).

Kesal dan kecewa 

Aksi vandalisme yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab itu membuat para pasukan oranye kesal. Hasil jerih payah mereka menggambar di tengah teriknya matahari seolah tak dihargai.

"Kesal, tapi ya gimana lagi. Kami seharian capek-capekan, panas-panasan bikin mural Asian Games, terus dicorat-coret," kata Setyo.

Pasukan oranye lainnya, Muhajar, mengaku kecewa dengan aksi tak bertanggung jawab itu.  "Kami sudah kerja, namanya kami ada seninya, terus dirusak sama orang lain, kan kecewa. Kami berkreasi, dihancurin orang lain, ya kecewa juga," ucap dia.

Para pasukan oranye itu menggambar mural Asian Games di kawasan Kelurahan Pondok Pinang mulai pukul 07.00 sampai 15.00 WIB, sama seperti jam kerja pada biasanya.

Namun, tak jarang mereka melebihi batas waktu kerja karena terlalu asyik menggambar. "Jam kerjanya tetap, kadang-kadang kalau lukis gini lewat (melebihi jam kerja), keasyikan ngecat jadi enggak mikirin jam," kata pasukan oranye yang lain, Yacub.

Saat ditugaskan menggambar mural, pekerjaan sehari-hari membersihkan sarana dan prasarana umum dikerjakan pasukan oranye yang lain. Kuncinya, mereka berbagi tugas.

"Yang bersih-bersih ada (petugas PPSU) yang lain. Kami kan ada 98 PPSU di Kelurahan Pondok Pinang, yang ngerjain mural kira-kira ada 7 orang," tutur Muhajar.

Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Pondok Pinang membersihkan coretan-coretan yang mengotori mural Asian Games 2018 di perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Pondok Pinang membersihkan coretan-coretan yang mengotori mural Asian Games 2018 di perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).

Tak dapat gaji tambahan

Para pasukan oranye yang ditugaskan menggambar mural tidak mendapatkan gaji tambahan. Sebab, jam kerja mereka tetap seperti biasanya, hanya tugasnya yang berubah.

"Enggak (ada tambahan gaji), gaji UMP, Rp 3,6 juta," kata Lurah Pondok Pinang Hendi Nopriyadi.

Hendi menyampaikan, total ada 10 petugas PPSU yang ditugaskan menggambar mural Asian Games. Mereka ditugaskan bergiliran.

Hendi menugaskan pasukan oranye yang memang bisa menggambar atau melukis. "Saya tanya yang bisa ngelukis siapa, masing-masing ada nunjuk, 'Ini jago, Pak.' Ada 10 orang yang bisa lukis. Mereka asyik kan pada hobi, enggak hitung-hitungan," ujar Hendi.

Kompas TV Kegembiraan perhelatan Asian Games tidak hanya dirasakan di Jakarta dan Palembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com