Proposal Wersen diterima Surahamammars. Kesepakatan pembentukan sebuah perusahaan baru dibuat pada Desember 1891.
Nama perusahaan baru itu adalah Vagnfabriks Aktiebolaget i Södertelge atau Pabrik Kereta di Sodertalje. Nama itu disingkat menjadi Vabis. Itulah cikal bakal Scania saat ini.
Namun produksi gerbong kereta Vabis berakhir 1911. Sementara itu, upaya perusahaan itu membangun dan membuat mobil dan truk mendapat momentum.
Tahun 1900, Maskinfabriks-aktiebolaget Scania atau Pabrik Mesin di Scania didirikan di Malmo, kota terbesar di Scania, provinsi paling selatan Swedia. Perusahaan itu memproduksi sepeda. Pada tahap awal, Scania juga memproduksi mobil dan truk.
Pada 1911, dua perusahaan tersebut, yaitu Vabis dan Scania, merjer untuk membentuk Scania-Vabis. Tujuannya adalah untuk menghadapi kompetisi yang meningkat di Eropa. Produski truk, mobil, dan bus terus berlanjut di Malmo dan Sodertalje, tetapi produksi sepeda dihentikan.
Setelah melewati krisis keuangan tahun 1921 dan masa perang dunia dua kali, tahun 1950 Scania-Vabis melakukan ekspansi dengan membuka jaringan di negara-negara Skandinavia lain dan melakukan ekspor ke nega-negara Benelux, serta ke Brasil di Ameri Latin.
Scania-Vabis kemudian membuka unit produksi pertama di Uni Eropa tahun 1964 dan hal itu mendorong penjualan produk ke negara-negara itu.
Tahun 1969, Scania-Vabis merjer dengan pabrik pesawat dan modil Swedia, Saab, dengan membentuk Saab-Scania. Nama Scania diadopdsi sebagai merek dagang.
Volvo, perusahan otomotif Swedia yang lain sekaligus pesaing Scania, tahun 1995 mencoba untuk membeli Scania dari para investor. Namun kesepakatan itu ditolak otoritas kompetisi Uni Eropa tahun berikutnya dan Volkswagen dari Jerman kemudian masuk sebagai pemegang saham mayoritas Scania sampai saat ini.
Kembangkan pasar
Berdasarkan laporan tahunan Scania 2017, perusahaan itu tahun lalu menjual 82.472 unit truk dan 8.307 unit bus, atau total 90.777 unit truk dan bus, di seluruh dunia.
Pasar truk Scania terbesar di Eropa, yaitu 59 persen dari total penjualan. Asia di urutan kedua dengan pangsa pasar 16 persen, Amerika Latin 12 persen, Eurasia 8 persen, dan Afrika serta Oseania 5 persen.
Sementara pasar bus Scania terbesar berada di Asia yaitu 34 persen, disusul Amerika Latin 28 persen, Eropa 24 persen, Afrika dan Oseania 10 persen, dan Eurasia 4 persen.
Head of Brand Management Corporation Relations Scania Mikael Person mengatakan, di Asia pasar terbesar Scania adalah China, lalu Indonesia, dan Korea Selatan.
Namun Bjorn Winblad mengatakan, saat ini Indonesia merupakan pasar terbesar Scania untuk truk tambang. Di belakang Indonesia ada Peru, China, dan India.
Tampaknya, tingginya harga komoditas tambang, terutama batubara, membuat sejumlah perusahaan tambang di Indonesia melakukan eksplorasi dan ekploitasi besar-besaran. Seiring dengan itu, kebutuhan akan truk yang mumpuni pun meningkat.
Penambahan ruas jalan baru, berupa jalan-jalan tol di Indonesia, juga lihat sebagai peluang untuk memasarkan bus Scania. Khusus di Jakarta, kebutuhan akan bus trasnjakarta merupakan peluang bagi Scania. Tahun lalu, sedikitnya 300 unit bus Scania dipesan untuk menjadi bus transjakarta.
Baca juga: CEO Scania Temui Ahok Khusus untuk Tawari Bus