Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugat Jokowi dan BPJS Kesehatan, Pasien Kanker Minta Obat Trastuzumab Dijamin Lagi

Kompas.com - 27/07/2018, 18:41 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penderita kanker payudara HER2 positif, Juniarti, resmi menggugat Presiden Joko Widodo ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (27/7/2018). Gugatan itu diterima dengan nomor perkara 552/Pdt.G/2018/PN.Jkt.Sel.

Selain Jokowi yang menjadi tergugat 1, ada tiga pihak lain yang ikut digugat yakni Menteri Kesehatan Nila F Moeloek sebagai tergugat 2, BPJS Kesehatan sebagai tergugat 3, dan Dewan Pertimbangan Klinis Kemenkes sebagai tergugat 4.

Juniarti menggugat Jokowi dan tiga pihak lainnya karena BPJS Kesehatan tetap menghentikan penjaminan obat kanker Trastuzumab atau Herceptin.

Obat ini sebelumnya dijamin penyediaannya, tetapi BPJS menghentikan penjaminan obat kanker tersebut sejak 1 April 2018.

"Yang kami minta, satu, berikan kesempatan kepada klien kami untuk masuk kembali ke akses pengobatan sebagaimana mestinya. Yang kedua, batalkan surat penghentian obat tersebut yang dikeluarkan oleh Dewan Pertimbangan Klinis," ujar kuasa hukum Juniarti, Rusdianto Matulatuwa, usai mendaftarkan gugatan di PN Jakarta Selatan.

Baca juga: Pasien Kanker Gugat Jokowi, Wapres Akan Minta Penjelasan BPJS

Gugatan yang kedua, kata Rusdianto, diharapkan bisa membantu pasien-pasien kanker payudara HER2 positif lainnya yang juga memerlukan Trastuzumab yang harganya Rp 25 juta itu.

"At least, itu bisa membuka peluang kepada mereka yang bernasib sama dengan klien kami untuk menikmati obat tersebut, tanpa harus dirong-rongi dengan kata-kata mahal," kata dia.

Gugatan yang dilayangkan Juniarti termasuk onrechtmatige overheidsdaad, yakni gugatan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa.

Rusdianto menyampaikan, Jokowi ikut digugat karena dia merupakan penanggung jawab BPJS.

"Mengacu pada undang-undang BPJS, di situ disebutkan secara tegas bahwa penanggung jawab BPJS itu adalah presiden," ucap Rusdianto.

Awal mula diketahui kanker payudara

Penyakit yang diderita Juniarti berawal pada Desember 2017, ketika keluarga melihat dia mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di leher sebelah kanan.

Baca juga: Digugat Pasien Kanker, Begini Tanggapan BPJS Kesehatan

Sebulan kemudian, Juniarti datang ke Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur, untuk memeriksakan diri.

Dokter puskesmas kemudian merujuknya ke bagian spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Jakarta Timur.

Di RSUD Budhi Asih, dokter yang memeriksa Juniarti mencurigai benjolan tersebut adalah kanker.

Halaman:


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com