Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jalur Sepeda di Trotoar Jalan Asia Afrika Terhalang Tiang...

Kompas.com - 01/08/2018, 14:37 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalur sepeda di trotoar Jalan Asia Afrika, tepatnya di luar gerbang Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), ramai diperbincangkan di media sosial. Hal itu tak lain karena banyaknya tiang yang menghalangi jalur sepeda.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (31/7/2018), ada sejumlah tiang yang menghalangi jalur sepeda tersebut, mulai dari tiang lampu penerangan jalan umum (PJU), tiang lampu lalu lintas, hingga tiang rambu penunjuk jalan.

Di dekat pintu masuk 11 GBK misalnya, jalur khusus untuk pesepeda itu terhalang tiga tiang, satu di antaranya yakni tiang PJU sekaligus tiang listrik.

Baca juga: Jalur Sepeda di Trotoar Jalan Asia Afrika Kawasan GBK Terhalang Tiang

Kemudian, jalur sepeda di dekat pintu masuk 12 GBK juga terhalang tiang. Selain itu, ada sebuah pohon besar yang memakan badan jalur sepeda di dekat pintu masuk 12 GBK, meskipun tidak di tengah-tengah.

Jalur sepeda di trotoar Jalan Asia Afrika, tepatnya di luar gerbang kompleks Gelora Bung Karno (GBK), terhalang pohon. Foto diambil Selasa (31/7/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Jalur sepeda di trotoar Jalan Asia Afrika, tepatnya di luar gerbang kompleks Gelora Bung Karno (GBK), terhalang pohon. Foto diambil Selasa (31/7/2018).

Hal lain yang menarik perhatian yaitu pada awal dan ujung jalur sepeda di pintu masuk 11 dan 12 GBK yang tidak dilengkapi bidang miring untuk naik-turun sepeda.

Jalur sepeda di dekat perempatan Hotel Fairmont juga terhalang tiang rambu penunjuk jalan. Tiang rambu penunjuk jalan itu tepat berada di tengah jalur sepeda.

Jalur sepeda di belokan Jalan Asia Afrika menuju Jalan Pintu Satu Senayan juga terhalang. Lampu lalu lintas tepat berada di tengah jalur sepeda di belokan tersebut.

Baca juga: Jalur Sepeda Terhalang Tiang Jadi Percuma, Enggak Ada Gunanya...

Jalur sepeda di trotoar Jalan Asia Afrika, tepatnya di luar gerbang kompleks Gelora Bung Karno (GBK), terhalang tiang. Foto diambil Selasa (31/7/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Jalur sepeda di trotoar Jalan Asia Afrika, tepatnya di luar gerbang kompleks Gelora Bung Karno (GBK), terhalang tiang. Foto diambil Selasa (31/7/2018).

Dikeluhkan pesepeda dan warga

Tidak banyak pesepeda yang menggunakan jalur sepeda di trotoar Jalan Asia Afrika itu. Mereka lebih memilih mengayuh sepeda mereka di ruas jalan paling kiri, bukan di trotoar.

Hanya Yupa, seorang pesepeda yang tampak menggunakan jalur sepeda tersebut saat Kompas.com memantau trotoar itu. Dia pun berhenti setiap kali ada tiang yang menghalangi jalur dan menyandarkan sepedanya di tiang tersebut.

Baca juga: Pesepeda: Saya Ledekin Tiang Ini Bukan Menghalangi, tapi Buat Sandaran Sepeda

Yupa kemudian memotret sepedanya yang disandarkan di tiang.

"Siapa pun yang mengerjakan, kalau dia tidak mengerti, ya susah. Jalur ini kan mestinya bukan buat pajangan, harus difungsikan. Saya ledekinnya (tiang) ini bukan menghalangi, tapi buat sandaran sepeda," kata Yupa.

Warga lain juga mengeluhkan tiang yang menghalangi jalur sepeda di trotoar Jalan Asia Afrika.

Seorang pesepeda melintas di luar jalur sepeda di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (01/08/2018). Jalur sepeda di sepanjang jalan ini terhalang beberapa tiang lampu penerangan jalan umum (PJU), tiang lampu lalu lintas, hingga tiang rambu penunjuk jalan.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seorang pesepeda melintas di luar jalur sepeda di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (01/08/2018). Jalur sepeda di sepanjang jalan ini terhalang beberapa tiang lampu penerangan jalan umum (PJU), tiang lampu lalu lintas, hingga tiang rambu penunjuk jalan.

Seorang warga, Sumarno, merasa jalur sepeda itu justru menjadi sia-sia karena terhalang tiang.

"Jalur sepeda kehalang tiang kayak gini jadi percuma, enggak ada gunanya. Kalau begini, sama saja bohong," ujar Sumarno.

Sutriyono menyampaikan hal serupa. Menurut dia, jalur sepeda itu seharusnya digeser ke area yang tidak terhalang apa pun.

"Yang ganggu, ini kan tiang listrik, harusnya jalurnya digeser. Yang jelas ini kurang efektif buat jalur sepeda," ucapnya.

Baca juga: Halangi Jalur Sepeda, Tiang di Trotoar Jalan Asia Afrika Dipindahkan

Tiang dipindahkan

Trotoar yang dilengkapi jalur sepeda berlokasi di Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Asia Afrika, hingga Jalan Pintu Satu Senayan. Penataan trotoar itu dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan kontraktor PT Adhi Karya.

Pekerja akan memindahkan sejumlah tiang yang menghalangi jalur sepeda di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (01/08/2018). Jalur sepeda di sepanjang jalan ini terhalang beberapa tiang lampu penerangan jalan umum (PJU), tiang lampu lalu lintas, hingga tiang rambu penunjuk jalan.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Pekerja akan memindahkan sejumlah tiang yang menghalangi jalur sepeda di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (01/08/2018). Jalur sepeda di sepanjang jalan ini terhalang beberapa tiang lampu penerangan jalan umum (PJU), tiang lampu lalu lintas, hingga tiang rambu penunjuk jalan.

Setelah jalur sepeda yang terhalang tiang ramai diperbincangkan, Kementerian PUPR langsung berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan stakeholders lainnya untuk memindahkan tiang yang menghalangi jalur sepeda itu.

"Sudah koordinasi. Sebagian (tiang) sudah dipindah dan besok dilanjutkan," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga, kemarin.

Menurut Danis, tiang-tiang itu dipindahkan ke pinggir trotoar yang dekat dengan pagar Kompleks GBK.

Baca juga: Kementerian PUPR Akan Perbaiki Jalur Sepeda di Trotoar yang Terhalang Tiang

Tak hanya tiang PJU, Danis menyebut tiang lampu lalu lintas dan tiang rambu penunjuk jalan juga akan dipindahkan karena menghalangi jalur khusus pesepeda itu.

Dia berharap, pemindahan tiang-tiang yang menghalangi jalur sepeda bisa rampung sebelum perhelatan Asian Games berlangsung pada 18 Agustus mendatang.

"Bukan hanya tiang PJU, tapi ada juga rambu-rambu atau tiang lain yang mungkin menghalangi. (Target rampung) secepatnya," kata Danis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com