Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pasir hingga Kandang, Ini Keistimewaan Equestrian Pulomas

Kompas.com - 02/08/2018, 17:09 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP) di Jakarta Timur, diklaim sebagai pacuan kuda terbaik di Asia.

Presiden Direktur PT Pulomas Jaya Bambang Nursalim mengatakan, gelar terbaik yang diberikan bagi pacuan kuda dengan luas 32,25 hektar ini karena memiliki area field of play dengan standar internasional.

Selain itu, jumlah dan kandang kuda sebanyak 156 buah juga dibuat dengan standar internasional, sesuai permintaan Federasi Equestrian Internasional.

"Jumlah kandang dan luasnya standar intenasional. Ini diawasi dan approve Federasi Equestrian Internasional, area cross country-nya juga paling luas dan panjang. Ada klinik kuda, semua peralatan sesuai permintaan Federasi Equestrian Internasional," ujar Bambang, di JIEPP, Jakarta Timur, Kamis (2/8/2018).

Baca juga: Cerita Anies soal Keistimewaan Pasir di Lintasan Equestrian Park...

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menambahkan, sarana lain yang membuat pacuan kuda ini menjadi yang terbaik di Asia adalah pasir yang digunakan di arena pertandingan.

Pasir yang digunakan berasal dari daerah Bangka dicampur dengan bio tekstil dari Jerman, sehingga membuat tekstur pasir terasa lembab.

Pekerja menyelesaikan pembangunan arena Pacuan Kuda atau Equestrian di Jakarta Internasional Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Pulomas, Jakarta, Kamis (8/3). Arena pacuan kuda yang pengerjaannya dilakukan sejak 2016 itu saat ini pembangunannya sudah 90 persen dan masuk tahap finishing dan dipastikan siap digunakan untuk Asian Games 2018.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama/18MUHAMMAD ADIMAJA Pekerja menyelesaikan pembangunan arena Pacuan Kuda atau Equestrian di Jakarta Internasional Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Pulomas, Jakarta, Kamis (8/3). Arena pacuan kuda yang pengerjaannya dilakukan sejak 2016 itu saat ini pembangunannya sudah 90 persen dan masuk tahap finishing dan dipastikan siap digunakan untuk Asian Games 2018. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama/18

"Dan dan kalau kita jalan itu empuk. katanya kalau kuda itu loncat dan jatuh, dia tidak terbenam dan kuda setelahnya bisa menggunakan tanpa terbenam. Jadi, pasirnya memungkinkan dipakai terus menerus sehingga tetap memiliki standar yang sama," kata Anies, dalam kesempatan yang sama.

Sarana lain yang dibuat berstandar internasional adalah klinik kuda yang dilengkapi dengan peralatan x-ray dan tes darah untuk mendeteksi kuda yang memiliki penyakit.

Baca juga: Anies Ceritakan Beratnya Syarat Equestrian Pulomas Jadi Venue Asian Games...

Seluruh desain dan konsep tersebut sejak awal disetujui dan diawasi oleh Federasi Equestrian Internasional.

"Dari semua fasilitas dari klinik kuda, arena pertandingan, arena cross country, termasuk sertifikasi yang keluar, semua berstandar internasional," tutur dia.

Kini, area equestrian yang telah rampung 100 persen ini siap untuk digunakan dalam tiga cabang Equestrian Olympic, yakni dressage atau tunggang serasi, jumping atau lompat rintangan dan eventing atau trilomba.

Kompas TV Saat ini, Indonesia telah siap dengan wajah baru Jakarta Equestrian Park di Pulomas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com