Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Kali Item, Air Mulai Keruh Setelah Pasar Pal Meriam

Kompas.com - 03/08/2018, 12:58 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjalanan Kompas.com menyusuri aliran Kali Sentiong pada Jumat (3/8/2018), berlanjut setelah melihat kondisi saluran di kawasan Pal Meriam, Jakarta Timur.

Sepanjang perjalanan dari Pal Meriam hingga Pasar Pramuka, Kompas.com mengamati warna air yang mengalir di sana makin lama makin keruh.

Padahal, kondisi air di sekitar Pintu Air Gunung Antang tampak jernih, di mana dasar aliran air dapat terlihat jelas.

Baca juga: Kalla: Kita Makan Pisang di Kali Item, Tidak Ada Campur dengan Bau...

Berdasarkan pantauan Kompas.com, air mulai keruh selepas Pasar Pal Meriam yang terletak 800 meter dari Pintu Air Gunung Antang.

Air tampak makin keruh ketika mendekati Pasar Pramuka.

Yaya, petugas UPK Badan Air yang ditemui Kompas.com di dekat Pasar Pramuka, menyebut air keruh disebabkan proyek pengerukan di daerah Pal Meriam.

Baca juga: Usai Tinjau Wisma Atlet, Jusuf Kalla dan Anies Makan Pisang di Pinggir Kali Item

Bangunan-bangunan yang berdiri di atas saluran air menuju Kali Sentiong atau Kali Item di kawasan Pal Meriam, Jakarta Timur, Jumat (3/8/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Bangunan-bangunan yang berdiri di atas saluran air menuju Kali Sentiong atau Kali Item di kawasan Pal Meriam, Jakarta Timur, Jumat (3/8/2018).
"Kebetulan di situ lagi dikeruk lumpurnya, jadi itu lumpur sudah lama setiap beberapa bulan kali kami keruk. Jadi bukan dari limbah-limbah di warung-warung," kaya Yaya.

Selepas Pasar Pal Meriam hingga Pasar Burung Pramuka terlihat banyak bangunan yang berdiri di bantaran saluran.

Umumnya, bangunan tersebut difungsikan sebagai warung makan.

Baca juga: Menyusuri Kali Item: Kali di Palmeriam Tak Bau meski Banyak Sampah

Yaya juga menyebut limbah dari Pasar Burung Pramuka juga tidak mengotori saluran.

"Kalau limbah kotoran burungnya, kan, diangkut pakai truk dari velbak tuh. Kalau limbah cairannya mah enggak mengalir ke sini," ujarnya. 

Pasar Burung Pramuka yang terletak dekat saluran air menuju Kali Sentiong atau Kali Item, Jumat (3/8/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Pasar Burung Pramuka yang terletak dekat saluran air menuju Kali Sentiong atau Kali Item, Jumat (3/8/2018).
Ia mengatakan, bau dari bekas cucian kandang burung itu tidak muncul di saluran air yang terhubung dengan Kali Sentiong atau Kali Item.

Baca juga: LIPI Pasang Alat Plasma Nanobubble di Kali Item

"Bau di sini munculnya ya dari bak sampah itu, kotorannya, kan, diangkut di sana semua. Cuma kalau kalinya ya relatif enggak bau lah, warga juga enggak ada yang protes," kata Yaya.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, walau berwarna keruh, saluran tersebut tidak menimbulkan bau tak sedap. Namun, sampah-sampah plastik sesekali terlihat mengalir bersama air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com