Jenis teh ada yang diimpor seperti Chinese tea, Japanese tea, European tea, dan tak ketinggalan teh Indonesia.
"Beda lah segmennya. Kalau di sana (Patekoan) segmennya berbagi, bukan buat biar sales tinggi," kata Zein.
Emma, seorang peminum yang datang mengatakan, telah mengetahui adanya teh gratis.
Ia datang dari Kampung Rambutan dan baru pulang belanja di kawasan Glodok, tak jauh dari Pantjoran House.
"Sudah tahu ini sebelumnya. Zaman muda pernah ke sini. Sambil nunggu dijemput keliling-keliling cari jajan di sini (dan), mampir ke sini, minum," kata Emma.
Ia datang bersama putrinya yang baru pertama kali ke sana sekaligus memperkenalkan tradisi Patekoan.
Meski telah berkali-kali ke sana, Emma mengatakan, tidak bisa menebak jenis teh yang diminum.
Baca juga: Benarkah Teh Hijau Efektif Menghilangkan Jerawat?
"Enggak tahu ya apa ini. Mungkin teh cina ya," terka dia.
Daya tarik Patekoan juga dinikmati oleh Ferdi dan teman-temannya yang melintas. Siswa SMA di kawasan Pinangsia tersebut baru pertama kali ke sana, karena informasi temannya.
"Baru (pertama kali). Tahu dari dia nih, katanya minum sini gratis. Ya sekalian lewat saja ke sini," kata Ferdi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.