Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Bukan Pak Hotman Saja, Banyak Sekali Masyarakat Mengeluh Ganjil-Genap

Kompas.com - 06/08/2018, 14:36 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan bukan hanya pengacara Hotman Paris Hutapea yang mengkritik kebijakan ganjil-genap.

Menurut dia, kritikan atas kebijakan ini juga datang dari banyak pihak.

"Saya terima masukannya dan sebetulnya bukan Pak Hotman saja, tetapi banyak sekali masyarakat yang ngeluh," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).

Baca juga: Sandiaga: Ganjil-Genap untuk Membiasakan Masyarakat, Khususnya Pak Hotman Ya...

Namun, Sandiaga menegaskan bahwa kebijakan ganjil-genap bukan hanya demi kepentingan Asian Games saja, melainkan juga untuk membiasakan masyarakat menggunakan transportasi umum. 

Sandiaga mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan electronic road pricing (ERP).

Selain itu, moda transportasi mass rapid transit (MRT) juga akan beroperasi tahun depan. Begitu juga light rail transit (LRT) yang rencananya bisa dipakai pada Asian Games 2018. 

Baca juga: Alhamdullilah, Jumlah Pelanggar Ganjil-Genap Menurun

Dengan adanya itu semua, Sandiaga berharap masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Sandiaga mengajak warga mulai membiasakan itu dengan mematuhi kebijakan ganjil-genap.

"Jadi yuk kita sama-sama patuhi ganjil-genap dan ini untuk menyukseskan Asian Games," kata Sandiaga.

Baca juga: Polisi: Ganjil-Genap Berlaku Sabtu-Minggu Kan Jelang Asian Games Saja

Sebelumnya, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea mengkritik kebijakan ganjil-genap melalui unggahan video di akun instagramnya @hotmanparisofficial, Sabtu (4/8/2018).

Dia mengatakan, kebijakan ini membebani masyarakat, khususnya jika diterapkan pada akhir pekan.

Berikut ini adalah pesan lengkap yang disampaikan Hotman Paris lewat akun Instagramnya:

"Halo Bapak Gubernur DKI dan sahabat saya Wakil Gubernur. Peraturan mengenai pemakaian mobil ganjil-genap sangat membebani rakyat dan agak kurang logis terutama Sabtu dan Minggu." kata Hotman. 

Baca juga: Grab Pakai Algoritma untuk Patuhi Aturan Ganjil-Genap di Jakarta

"Apalagi, hari Minggu yang banyak orang beribadah. Kan tidak semua orang, orang kaya punya dua mobil. Lagi pula hari Minggu itu kan jalanan sepi, kenapa harus dilarang?" tambah dia. 

"Dan masyarakat kenapa pakai mobil? Dia kan sudah bayar pajak. Pajaknya begitu tinggi dan Pemda DKI juga dapat. Tolong Sabtu Minggu jangan diterapkan ganjil-genap, itu sangat membebani rakyat. Salam untuk sahabat saya, terutama Wakil Gubernur DKI."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com