"Jalan terakhir untuk mengadu ya ke internasional, kan saat Asian Games banyak negara dari luar dan media internasional," kata Igun kepada Kompas.com.
Alasan kedua adalah keberadaan Grab yang menjadi salah satu sponsor Asian Games 2018.
Walaupun menuai banyak pro dan kontra, Igun menilai aksi 188 tidak melanggar aturan karena setiap Warga Negara Indonesia mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat seperti diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum.
Mediasi berakhir deadlock
Mediasi pun dilakukan antara pengemudi dan aplikator ojek online untuk meredam aksi demo 188 yang difasilitasi oleh Direktorat Intelijen Keamanan (Intelkam) Polda Metro Jaya.
Mediasi digelar di ruang rapat utama Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya pada Jumat (3/8/2018) pukul 16.00-19.30 WIB.
Namun, mediasi berakhir deadlock atau tidak ada titik temu.
Igun mengatakan, mediasi antara Garda dengan Gojek serta Grab dilakukan secara terpisah.
Dari hasil mediasi tersebut, Igun mengatakan, manajemen Gojek akan berdiskusi terlebih dahulu terkait tuntutan Garda untuk mengembalikan standar tarif pengemudi menjadi Rp 3.000 per kilometer.
Sebaliknya, Igun mengatakan, manajemen Grab menolak tuntutan yang diajukan Garda.
"Manajemen Grab menolak tuntutan kami. Seakan-akan mereka mendorong kami untuk tetap demo pada pembukaan Asian Games 2018. Mereka tidak kooperatif," kata Igun, Senin (6/8/2018).
Oleh karena itu, ia mengancam tetap melakukan aksi demo saat pembukaan Asian Games 2018 pada 18 Agustus mendatang.
"Sementara ini kami masih akan melakukan aksi 188," ujar Igun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.