Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemukulan Pejalan Kaki oleh Ojek "Online" di Trotoar yang Berujung Pemecatan

Kompas.com - 08/08/2018, 07:06 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajemen Grab Indonesia akhirnya memberhentikan seorang wanita mitra Grab yang telah melakukan pemukulan terhadap seorang anggota Koalisi Pejalan Kaki bernama Alif pada Senin (6/8/2018).

Sebelumnya, video pemukulan yang dialami Alif diunggah akun YouTube Koalisi Pejalan Kaki hingga akhirnya menjadi viral.

"Setelah melakukan investigasi, kami telah memberhentikan mitra yang bersangkutan secara permanen karena terbukti melakukan pelanggaran seperti yang viral di media sosial," kata Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2018).

Dalam unggahan tersebut, disebutkan peristiwa itu terjadi di trotoar di Jalan Jatiwaringin, Jakarta Timur, dekat restoran Sangkuriang sekitar pukul 18.35 WIB.

Baca juga: Pengemudi Ojek Online Pukul Pejalan Kaki karena Diingatkan agar Tak Melintas di Trotoar

Dalam video berdurasi 2 menit dan 28 detik tersebut, suasana jalan memang padat. Sejumlah pengendara terlihat melintas di trotoar.

"Jangan dibiasain, Pak. Ini buat jalan kaki, bukan jalan motor," teriak Alif yang tengah merekam suasana di sekitar lokasi.

Tiba-tiba datang seorang wanita yang merupakan mitra Grab sedang membonceng penumpangnya melintas di trotoar. Alif juga menegur wanita tersebut.

Baca juga: Pejalan Kaki yang Dipukul Ojek Online Siap Lapor Polisi jika...

Tak terima diingatkan, wanita itu menghentikan kendaraannya, membuka helm, dan berbicara dengan nada tinggi kepada Alif.

"Kamu jangan gitu, yang sopan," ujar wanita tersebut.

"Kamu siapa?" ujar wanita itu lagi.

"Saya Alif namanya. Bukan petugas, saya pejalan kaki, pemakai trotoar," jawab Alif.

"Kalau mau negur orang tuh hormat ya, sopan, Bu maaf ini salah, gitu. Ini datang-datang lu ngomel bingung gue," balas wanita itu.

Baca juga: Grab Berhentikan Ojek Online yang Pukul Pejalan Kaki dengan Helm

Perdebatan terus berlanjut. Hingga akhirnya wanita tersebut mengemudikan kendaraannya meninggalkan pria tersebut.

Pria tersebut kemudian melanjutkan perjalanannya dan kembali menegur pengendara lain yang melintasi trotoar.

Namun, tiba-tiba wanita itu kembali menghampiri si pejalan kaki tersebut tanpa membawa kendaraannya. Dia menenteng helmnya, lantas memukul Alif dengan tangan dan helmnya.

Bukan pemukulan pertama

Ketua Koalisi Pejalan Kaki Afred Sitorus mengatakan, aksi pemukulan pengendara kepada anggota koalisi ini bukanlah yang pertama kali terjadi.

Baca juga: Sudah Dua Kali Anggota Koalisi Pejalan Kaki Dipukul Pengendara

Menurutnya, bentuk pemukulan semacam ini telah mereka alami berulang kali. Di tahun 2017, anggota koalisi juga mengalami pemukulan dengan helm saat tengah menggelar aksi di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

"Kalau kata-kata kasar pengendara lebih sering kami terima. Ada juga pengendara yang sengaja menjegal kaki kami saat kami menggelar aksi," sebutnya, Selasa.

Ia berharap para pengendara lebih memahami hak-hak pejalan kaki dan tak mengokupasi trotoar.

"Saya juga berharap polisi, petugas dishub, satpol PP, lebih sering lagi melakukan operasi trotoar agar hak-hak pejalan kaki terlindungi," tambahnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com