Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Es Kepal Milo yang Tak Lagi "Manis"....

Kompas.com - 08/08/2018, 16:25 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu lapak penjual es kepal Milo di pinggir Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (7/8/2018) malam tampak sepi.

Tak ada antrean panjang dari pembeli atau deretan motor pembeli yang diparkir di sana.

Saat Kompas.com datang, tak tampak penjual di lapak tersebut. Hanya sejumlah bahan pembuat es kepal milo yang disusun rapi dan tertutup rapat di sejumlah wadah penyimpanan di lapak tersebut.

Lampu neon yang menyala jadi penanda bahwa pemilik lapak masih berjualan.

Setelah menunggu dua menit, penjual datang dari seberang jalan sambil meminta maaf karena telah membuat Kompas.com menunggu lama.

"Maaf ya Bang, tadi lagi jualan di depan," ujar penjual tersebut.

Lapak ini tak lagi ramai seperti yang ditemui Kompas.com pada April lalu. Saat itu, es kepal Milo sedang naik daun.

Karena panjangnya antrean, minimal diperlukan waktu 1 jam untuk mendapatkan semangkuk es kepal yang dijual seharga Rp 12.000 hingga Rp 15.000 itu.

Baca juga: Ini Video Antrean Warga Membeli Es Kepal Milo yang Sedang Viral

Saat itu, tak jarang calon pembeli menyerobot antrean karena tak sabar. Deretan motor para pembeli yang diparkir di ruas jalan itu kerap membuat arus lalu lintas tersendat.

Saat itu, masih bisa dilihat wajah-wajah kecewa warga yang tidak bisa membeli es kepal Milo karena habis diborong pembeli lainnya.

Padahal, banyak dari mereka yang telah menunggu lama untuk mendapatkan es kepal dengan berbagai jenis taburan topping itu.

Sambil membuat es kepal Milo pesanan Kompas.com, penjual bernama Wawan menceritakan bahwa es kepal Milo tak lagi nge-hits seperti dulu. Penurunan penjualan mulai terasa pada Juli lalu.

Wawan mengatakan, jika biasanya dalam satu hari bisa menghabiskan 20 kilogram Milo, untuk saat ini hanya habis kurang dari 10 kilogram.

Otomatis, omzet penjualan juga jauh menurun. Namun, Wawan enggan menyampaikan persentase penurunan omzet penjualannya.

"Hitungannya begini Bang, kalau yang pertama-tama (ramai pembeli), sehari bisa dua tempat ini, 20 kiloan lah. Jadi siang sampai sore, terus diambil lagi sampai malam. Sekarang satu saja tapi enggak full, setengah dia," ujar Wawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com