Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Empat Titik Rawan Kemacetan di Depok

Kompas.com - 09/08/2018, 13:43 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Satuan Lalu Lintas Depok Kompol Sutomo mengatakan, setidaknya ada empat titik kemacetan di Depok.

Kemacetan kerap terjadi pada pagi dan sore hari atau pada jam sibuk berangkat dan pulang kantor.

1.  Jalan Stasiun Depok 

Sutomo mengatakan, kemacetan tak dapat dihindari di jalan Stasiun Depok yang berada  Pancoran Mas, Depok.

“Setiap ke sana selalu macet kan pasti karena jalanannya sempit,sedangkan volume kendaraan banyak, dan adanya para ojek online yang ngetem di pinggiran jalan stasiun,” ucap Sutomo, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/8/2018).

Menurutnya, cara mengatasi kemacetan ini bisa dengan memperluas sekitar jalan Pancoran Mas.

“Jalan Pancoran Mas ini bisa diperluas karena ruas jalanannya yang cenderung sempit membuat kepadatan hampir setiap hari terlebih di jam-jam sibuk mengular,” ucap Sutomo.

2.  Di depan Universitas Gunadarma 

Kemudian, titik kemacetan juga kerap ditemui di depan Universitas Gunadarma, Kelapa Dua.

Hal ini karena ada penyempitan jalan menuju Universitas Gunadarma. Ada tiga jalur yang melintas langsung ke jalan akses UI, Kelapa Dua, sedangkan jalur di Gunadarma hanya satu jalur.

Selain itu, lampu merah perempatan jalan akses UI mati sehingga menimbulkan kemacetan.

Baca juga: Dishub Depok Kaji Kendaraan Roda Dua Terkena Ganjil-Genap di Jalan Margonda

3. Depan SMP Amaliah

Masih dekat Universitas Gunadarma, kemacetan juga terjadi di depan SMP Amaliah yang sama-sama berada di Jalan Akses Ui, Kelapa Dua, Depok.

Menurut Sutomo, kemacetan tersebut juga karena adanya tiga jalur menuju Jalan Akses UI menjadi satu jalur sehingga terjadi penumpukan kendaraan.

“Sumbatan bottle neck yang mengular karena dari empat jalur, ada yang dari UI dari Lenteng Agung, dari Margonda lalu menuju ke satu jalur, jadi semua numpuk di satu jalur Akses UI akibatnya macet,” ucapnya.

4. Lampu merah Ramanda

Lampu merah Ramanda, Jalan Arif Rahman, Depok juga menjadi titik kemacetan.

“Banyaknya angkot yang masih saja nakal ngetem di pinggir jalan pun membuat kemacetan yang panjang. Belum lagi volume kendaraan dengan kapasitas jalanan tidak sebanding,” tambahnya.

Sutomo mengatakan, perlunya pembenahan di prasarana dan sarana di jalan yang penuh dengan titik kemacetan.

“Tim kepolisian siap mengatur lalu lintas kemacetan. Namun alangkah lebih baiknya sarana dan prasarana di titik kemacetan tersebut dibenahi. Baik dari pelebaran jalan maupun penambahan jalur dapat dilakukan untuk mengurangi kemacetan,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com