Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak Naik Batik Air, Bocah Penderita Tumor Mata Akhirnya Pulang Naik Garuda

Kompas.com - 11/08/2018, 16:45 WIB
David Oliver Purba,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah ditolak diberangkatkan oleh Batik Air, bocah penderita tumor mata, Piki Ananda akhirnya bisa kembali ke kampung halamannya di Laut Dendang, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (11/8/2018).

Sabtu pagi, Piki menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.

"Alhmadulillah Piki dan ibunya sudah sampai di rumah. Tadi terbang jam 07.50 naik Garuda," ujar relawan yang mendampingi Piki, Yuni saat dihubungi Kompas.com, Sabtu siang.

Baca juga: Bocah Penderita Tumor Mata Diizinkan Naik Lion Air, tapi Ditolak Batik Air

Yuni sempat khawatir Piki akan ditolak seperti saat menaiki Batik Air, Jumat kemarin.

Namun, kekhawatiran itu memudar setelah petugas Garuda mengizinkan mereka masuk ke pesawat.

Adapun saat check in, Yuni berinisiatif membawa Piki ke balai kesehatan bandara meskipun saat itu dia telah memegang rekomendasi medis Piki dari dokter RSCM.

Yuni mengatakan, saat menemui dokter bandara, dokter tersebut mengatakan tidak perlu ada rekomendasi laik terbang dari dia. Ini karena rekomendasi medis telah diberikan oleh dokter RSCM.

Baca juga: Bocah Penderita Tumor Mata Tetap Ditolak Batik Air meski Pegang Surat Layak Terbang

Saat masuk ke pesawat, tidak ada pertanyaan apapun dari pramugari seperti yang pernah terjadi di Batik Air.

"Mulus-mulus aja kami naik tadi enggak ada masalah. Waktu sampai rumah, Piki sama Ibunya juga udah senyum-senyum, dia senang udah pulang ke Medan," ujar Yuni.

Sebelumnya, manajemen Batik Air tidak mengizinkan Piki untuk terbang karena kondisi tumor mata yang dideritanya.

Bau yang dikeluarkan dari penyakit Piki itu dinilai akan menganggu kenyamanan penumpang.

Baca juga: Ibu dan Anak Diturunkan dari Pesawat, Ini Penjelasan Batik Air

Corporate Communication Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro mengakui petugasnya telah meminta agar Piki diperiksa di balai kesehatan bandara.

Petugas juga telah menerima surat kelaikan terbang dari dokter yang memeriksa Piki.

Namun, kata Danang, dengan mempertimbangkan kenyamanan penumpang lainnya, Batik Air tetap tidak bisa mengizinkan Piki untuk menaiki penerbangan itu.

"Batik Air menjelaskan, berdasarkan pertimbangan faktor kenyamanan penerbangan, maka tidak bisa memberangkatkan kembali pada penerbangan berikutnya," ujar Danang melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com